Warga Desa Sumberwringin, Bondowoso punya tradisi unik untuk merawat sumber air. Tradisi itu disebut Nyonteng Kolbuk.
Dalam bahasa Madura, Rokat Nyonteng Kolbuk berarti meruwat sumber mata air. Dalam tradisi ini, sejumlah prosesi dilakukan salah satunya mengubur kepala kambing.
Kepala Desa Sumberwringin, Dedi Hendriyanto tradisi yang digelar sudah turun temurun sejak zaman dahulu. Sedangkan mata air yang mengalir tak pernah berhenti meski musim kemarau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sumber air tersebut memang tak pernah mengecil, meski musim kemarau panjang," kata Dedi, kepada detikJatim di lokasi acara, Sabtu (19/8/2023).
Ia menambahkan tradisi Rokat Nyonteng Kolbuk digelar setiap tahun, saat bulan Muharram. Acara rokat biasanya dipimpin tetua masyarakat dan diikuti semua warga.
![]() |
"Zaman dulu, warga tua dan muda serta laki-laki perempuan selalu datang dengan membawa tikar, lalu makan bareng di dekat sumber air," jelas Dedi.
Tak hanya itu. Sebagai bentuk syukur atas hasil bumi, warga biasanya juga membawa hasil bumi masing-masing. Lantas saling bertukar satu sama lain.
"Selain meruwat sumber mata air, warga juga mensyukuri atas hasil panennya selama ini. Lalu mereka saling bertukar," tandas Dedi.
Pantauan di lapangan, prosesi acara tradisional tersebut juga ditampilkan sejumlah kesenian tradisional, serta budaya dan tradisi masyarakat lokal lainnya.
Sumber mata air Sumberwringin memiliki debit tinggi. Kendati musim kemarau, debitnya tetap besar. Sumber mata air ini mengcover pulahan desa di 3 kecamatan. Yakni Sumberwringin, Sukosari, dan Tapen.
(abq/fat)