Saulak Kampung Mandar Banyuwangi, Ritual Agar Tak Kerasukan Roh Buaya

Saulak Kampung Mandar Banyuwangi, Ritual Agar Tak Kerasukan Roh Buaya

Suki Nurhalim - detikJatim
Selasa, 04 Jul 2023 15:26 WIB
Kampung Mandar Banyuwangi
Kampung Mandar Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani
Surabaya -

Ritual Saulak biasa digelar di Kampung Mandar, Banyuwangi. Ritual ini untuk memperoleh keselamatan serta terhindar dari malapetaka.

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada Kampung Mandar. Sebab kata Mandar identik dengan nama suku asli Sulawesi Selatan.

Di Bumi Blambangan, Kampung Mandar masuk Kecamatan Banyuwangi. Wilayah itu dinamakan Kampung Mandar karena pendirinya merupakan orang dari Suku Mandar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tokoh yang dikenal sebagai pendiri Kampung Mandar adalah Puang Daeng Kapitan Galak. Seperti yang diterangkan dalam Jurnal Etnolingual Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, yang berjudul Makna Budaya Ritual Saulak pada Masyarakat Kampung Mandar Kabupaten Banyuwangi: Kajian Etnolinguistik. Jurnal tersebut disusun Wahyu Sekti Wijayaa dan Ni Wayan Sartini.

Ritual Saulak digelar saat seseorang akan dikhitan, hendak menikah, atau ketika kehamilan menginjak bulan ketujuh. Saulak digelar warga dengan mendatangkan Passili atau tetua adat yang akan memimpin ritual Saulak.

ADVERTISEMENT

Bagi warga Kampung Mandar, ritual Saulak penting untuk digelar. Mereka percaya, jika tidak menggelar ritual itu, maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sesuatu yang tidak diinginkan namun sering terjadi yakni ada anggota keluarga kerasukan roh buaya Mandar. Roh tersebut diyakini sebagai roh leluhur.

Berikut ini contoh mantra yang diucapkan Passili dalam ritual Saulak. Yang coba diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Contoh Mantra Passili dalam Ritual Saulak:

Mantra Asli

Assalamualaikum
Purammi Puang
Damo muttung
Kapurani ni bengang
Boko tak
Niak mo ajorona
Lopakna, addena, talo'na
Selekbassihna
Pokebandrangan
Laklanna, lipak Mandar
Niak mo bulaengna
Amokbal mo, damo muttung
Purammi
Pamahporah apotak
Paangkek mo Puang

Terjemahan Bahasa Indonesia

Assalamualaikum
Sudah Puang
Jangan tinggal
Sudah dikasih
Bekalnya (kamu)
Ada kelapanya
Pisangnya, nasinya, telurnya
Kerisnya, tombaknya
Payungnya, kain mandar
Ada juga emasnya
Berlayar sudah, jangan tinggal
Sudahlah
Minta maaf cucunya (kamu)
Berangkatlah

Terjemahan Bebas

Assalamualaikum
Sudahlah, Datuk (Tuan)
Janganlah kamu menetap (tinggal) di sini
Cucumu (moyangmu) sudah menyiapkan bekal untukmu (Tuan)
Ada kelapa, pisang, nasi, telur, keris, tombak, payung, dan juga kain Mandar
Ada juga emas
Pergilah berlayar, Datuk (Tuan)
Janganlah kamu menetap (tinggal) di sini
Pergilah (Tuan)
Cucumu (moyangmu) minta maaf (jika ada salah)
Berangkatlah berlayar (Tuan)

Ritual Saulak terdiri dari tiga tahap yakni tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Pembacaan mantra dilakukan pada tahap inti.

Pada tahap inti, eksistensi atau keberadaan roh leluhur dibuktikan melalui prosesi peletakan talam (nampan) di atas perut objek ritual. Belum ada penelitian ilmiah yang mampu menjelaskan bagaimana nampan sesaji dalam ritual Saulak mampu melekat dengan kuat pada kulit perut objek ritual.

Masyarakat Kampung Mandar meyakini eksistensi roh leluhur sebagai kekuatan gaib yang mampu memberikan dampak pada kehidupan mereka. Passili sebagai perantara adalah pihak yang menyampaikan permohonan dari objek ritual kepada roh leluhur (kekuatan gaib).

Bagi warga Suku Mandar, laut merupakan tempat yang memiliki rahasia atau misteri. Laut dapat menjadi tempat mencari penghidupan, bahkan kematian.

Dari mantra ritual Saulak di atas, Wahyu Sekti Wijayaa dan Ni Wayan Sartini mendapat gambaran atau deskripsi mengenai suku Mandar. Khususnya masyarakat Kampung Mandar, Banyuwangi.

Deskripsi itu merujuk pada filosofi atau pandangan hidup masyarakat dan makna budaya yang berlaku. Makna budaya tersebut adalah permohonan perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui perantara leluhur atau nenek moyang.

Dalam penelitiannya, Wahyu Sekti dan Ni Wayan menyimpulkan ritual Saulak merupakan bentuk kegiatan ritus yang diinisiasi masyarakat etnis Mandar masa lampau sebagai bentuk ucapan syukur, permohonan keselamatan, serta penghargaan atas keberadaan roh leluhur yang berwujud buaya (binatang). Ritual Saulak bertujuan untuk memperoleh keselamatan serta terhindar dari malapetaka dengan perantara seorang Passili.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads