Seperti yang terlihat di Kampung Temenggungan, Jalan Gatot Subroto. Warga ramai-ramai menggunakan kaus berwarna hitam bertuliskan "Euforia Nato" berjalan bersama-sama sambil mengarak hewan kurban.
Rute arak-arakan itu pun dimulai dari Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Aris Munandar memutar hingga kembali ke lokasi awal. Meski rute yang dilalui cukup jauh, warga terlihat senang dan antusias.
Baca juga: Pemotor Toron ke Madura Padati Suramadu |
Nyala flare dan kembang api menambah kemeriahan dalam gelaran arak-arakan hewan kurban tersebut.
Ketua Panitia Arak hewan kurban Zulfikar Rizki Alamsyah mengatakan, total ada sebanyak 61 kambing dan 4 sapi yang akan dikurbankan di kampung Temenggungan pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Ia juga menyampaikan, untuk hewan yang akan dikurbankan telah menjalani pemeriksaan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang. Sehingga dipastikan hewan kurban dalam keadaan sehat.
"Kemarin kita mengundang Dispangtan untuk mengecek apakah hewan sehat dan tidak terkena PMK atau LSD dan dinyatakan sehat bisa dikonsumsi oleh masyarakat," ujar Zulfikar kepada awak media, Kamis (29/6/2023).
Selain kampung Temenggungan, sejumlah kampung lain diketahui juga melakukan arak-arakan hewan kurban, salah satunya adalah kampung Kidul Pasar, Jalan Prof Moch Yamin.
Kambing dan sapi diarak warga bersama-sama keliling kampung. Balon warna-warni yang di bawah peserta menjadi kreasi unik dalam pelaksanaan arak-arakan hewan kurban di Kidul Pasar.
"Arak-arakan ini adalah tradisi yang sudah dilakukan selama puluhan tahun. Kita selalu melakukan ini pada setiap Hari Raya Idul Adha karena ini merupakan bentuk syiar islam," ujar ketua panitia Sutrisno.
Seperti diketahui, tradisi arak kambing ini dilakukan untuk membuat hewan kurban baik sapi atau kambing segar dan darahnya keluar dengan lancar saat dilakukan penyembelihan.
(hil/dte)