Sejarah Lebaran Ketupat yang Melambangkan Empat Makna Mendalam

Sejarah Lebaran Ketupat yang Melambangkan Empat Makna Mendalam

Meilissa Dwi Ervinda - detikJatim
Minggu, 23 Apr 2023 10:38 WIB
Customers in front of a ketupat stall at Kebayoran Lama market in Jakarta, Indonesia, on Wednesday, April 19, 2023. Indonesias central bank this week kept its benchmark interest rate unchanged for a third straight month on the back of a stronger currency and fading price pressures. Photographer: Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images
Ilustrasi ketupat. (Foto: Dimas Ardian/Bloomberg/Getty Images)
Surabaya - Masyarakat Jawa umumnya mengenal 2 Lebaran. Yakni Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Ketupat. Lebaran Ketupat biasa digelar pada 8 Syawal yakni sepekan setelah Idul Fitri.

Berbeda dengan Idul Fitri yang diperingati pada tanggal 1 Syawal setiap tahunnya, tradisi Lebaran Ketupat digelar setelah menyelesaikan puasa Syawal selama 6 hari.

Pada 2023 ini, menurut Kemenag.go.id tanggal 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023. Berarti waktu Lebaran Ketupat 2023 ini akan jatuh pada Sabtu, 29 April 2023.

Lebaran Ketupat biasa dilakukan di suatu tempat seperti masjid atau musala. Warga membawa hidangan ketupat, sayur, dan pelengkapnya yang akan disantap bersama. Beberapa daerah di Jatim menyebutnya 'asahan'.

Sejarah Lebaran Ketupat

Mengutip laman NU online, sejarah Lebaran Ketupat diperkenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo. Kala itu Sunan Kalijaga memperkenalkan istilah ba'da atau bakda Lebaran dan Bakda Kupat yang artinya sesudah Lebaran atau sesudah Kupat.

Bakda Lebaran adalah prosesi salat Id sejak 1 Syawal dengan berkunjung dan saling silaturahmi. Dalam tradisi ini baik keluar dan sanak saudara saling bermaaf-maafan.

Setelah proses silaturahmi yang juga dikenal unjung-unjung itu, Bakda Kupat diperingati seminggu setelah lebaran. Masyarakat Muslim di Jawa umumnya membuat ketupat untuk dimakan bersama-sama.

Ketupat adalah jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam janur (anyaman daun kelapa). Janur itu dianyam hingga menjadi semacam kantong berbentuk prisma, kemudian dimasak. Setelah itu, ketupat akan diantarkan ke kerabat terdekat atau orang yang lebih tua.

Dalam sejarahnya, Kupatan adalah hasil dari pemikiran para Walisongo dalam menyebarkan dakwah Islam melalui budaya. Umumnya, tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa yang selalu digelar setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri sebagai harapan agar dapat saling memaafkan.

Tujuan dan Makna Lebaran Ketupat

Bagi sebagian orang Lebaran Ketupat dianggap sebagai hari raya untuk mereka yang menjalankan puasa di bulan Syawal. Perayaan itu dianggap sebagai bentuk apresiasi bagi umat Muslim yang telah menjalankan puasa Syawal setelah puasa Ramadhan.

Selain itu, tujuan dari Lebaran Ketupat bisa dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang. Sebagaimana dirangkum dari situs kebudayaan.kemendokbud.go.id, tradisi Lebaran Ketupat dilestarikan di beberapa daerah, salah satunya di Surabaya.

Warga Surabaya merayakan Lebaran Ketupat ini dengan makan ketupat bersama yang diadakan di masjid atau musala. Setiap warga membawa sendiri-sendiri kupat atau ketupat dari rumah kemudian diadakan acara selamatan atau bancakan.

Warga biasanya membeli janur sebagai bungkus ketupat di pasar tradisional di sekitar wilayah Surabaya. Ketupat juga disajikan bersama makanan pendamping. Orang Surabaya mengistilahkan dengan nggawa kanca (membawa teman-temannya) seperti kuah sup, lodeh, kare, juga sambal goreng ati.

Makna Mendalam Lebaran Ketupat

Mengutip dari islami.co, arti kupat bisa dimaknai sebagai "laku papat" yang menjadi simbol dari empat segi dari ketupat. Laku papat adalah empat tindakan yang terdiri dari Lebaran, Luberan, Leburan, Laburan. Berikut ini makna mendalam di balik hidangan ketupat yang disuguhkan saat Lebaran Ketupat.

1. Lebaran yaitu tindakan yang telah selesai, diambil dari kata lebar. Maknanya selesai dalam menjalani ibadah puasa.

2. Luberan atau meluber, yaitu menyimbolkan agar melakukan sedekah dengan ikhlas layaknya air yang berlimpah hingga meluber dari wadahnya. Maka, tradisi membagikan berbagi atau bersedekah di hari raya Idul Fitri menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia.

3. Leburan yakni memiliki makna lebur sebagaimana dalam bahasa Indonesia. Lebur saat Idul Fitri ditandai dengan meleburnya dosa dengan cara saling bermaaf-maafan atau bersilaturahmi.

4. Laburan berasal dari kata kabur yang artinya kapur putih. Maknanya yakni hati seseorang dapat kembali menjadi putih dan suci setelah melakukan ibadah selama bulan puasa Ramadhan.


(dpe/iwd)


Hide Ads