Tidak sedikit aplikasi yang menawarkan kemampuan mengubah foto menjadi sketsa. Sudah cukup banyak pula perangkat digital yang memiliki kemampuan mengubah foto menjadi lukisan bak karya seniman dan mudah diakses di internet. Hal ini pelan-pelan menggerus peran para pelukis sketsa.
Tapi seni adalah persoalan rasa. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh mereka yang pernah digambar secara langsung oleh Atim Adi, seniman sketsa wajah yang biasa mangkal di Alun-alun Kota Probolinggo.
Setiap Sabtu dan Minggu pagi Atim yang merupakan warga Gang An Nur, Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo tetap berangkat ke Alun-alun untuk menjajakan kemampuannya melukis sketsa wajah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan peralatan gambarnya, buruh pabrik pengolahan kayu berusia 55 tahun itu secara konsisten membuka lapaknya. Bukan dengan gerobak atau kios, dia hanya menggelar tikar, mengeluarkan hasil karya sketsanya sebagai portofolio, dan mulai menggoreskan pensil di atas kanvas.
![]() |
Gambar sejumlah tokoh nasional hingga artis dan atlet mancanegara yang yang telah dipigura dia letakkan sedemikian rupa agar mudah dilihat pengunjung alun-alun. Sesekali warga yang lewat menengok apa yang dilakukan Atim. Pria itu mendemonstrasikan kebolehannya.
Beberapa orang pun mulai mendekat dan bertanya, berapa ongkos yang perlu dibayar bila ingin digambar? Meski hanya menggunakan pensil, sketsa wajah bergaya natural karya Atim memang menarik. Tak sedikit warga yang memesan sketsa gambar wajahnya sendiri.
Nur Laila salah satunya. Perempuan yang sedang libur weekend itu berjalan-jalan di alun-alun lalu melihat Atim sedang menggambar sketsa. Dia pun mendekat dan segera bertanya apa bisa wajahnya dilukis?
![]() |
"Karena saya suka foto-foto. Saya lihat sketsanya bagus. Natural banget. Akhirnya saya tertarik dan memesan sketsa wajah saya sendiri, hasilnya bagus dan harganya relatif murah. Mau dipasang di kamar," ujarnya kepada detikJatim, Minggu (19/3/2023).
Ya, Atim melukis sketsa di alun-alun kota itu memang untuk mencari tambahan penghasilan. Suami Misnagatun (56) itu dalam beberapa bulan lagi akan menghadapi masa pensiun dari pabrik tempat dia bekerja. Padahal, anak keduanya masih menempuh perkuliahan.
Tidak hanya membuka lapak di alun-alun, sebelumnya Atim sempat membuka lapak secara online. Hanya saja, dengan jalan itu dia tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan yang dia pelajari secara otodidak sehingga belakangan ini pesanan via online sepi.
"Sebenarnya saya sudah lama melayani lukis sketsa wajah, namun secara online. Akhirnya saya turun lapangan karena pemesanan secara online sepi. Sekarang dalam sebulan ada saja pesanan lukis. Bisa sampai 8 lukisan. Ini akan terus saya kembangkan, karena sebentar lagi saya pensiun," ujar Atim.
Karyawan PT KTI itu membanderol 1 karya lukis sketsa wajahnya antara Rp 75 ribu hingga Rp 150 ribu lengkap dengan piguranya. Harga itu tergolong murah karena sebenarnya sebuah karya seni tidak ternilai harganya.
Anda yang kebetulan sedang berkunjung ke Alun-Alun Kota Probolinggo pada Sabtu atau Minggu pagi tidak ada salahnya mencoba sensasi dilukis sketsa wajah di lokasi dan menikmati hasil karya Atim Adi sebagai kenang-kenangan dari Kota Probolinggo.
(dpe/dte)