Hari Dongeng Sedunia: Sejarah, Jenis, Manfaat dan Contohnya

Hari Dongeng Sedunia: Sejarah, Jenis, Manfaat dan Contohnya

Nanda Syafira - detikJatim
Jumat, 17 Mar 2023 08:25 WIB
Cerita Nusantara Keong Mas
Cerita nusantara Keong Mas/Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari
Surabaya -

Hari Dongeng Sedunia dirayakan setiap 20 Maret. Perayaan pertama digelar pada 1991 oleh kaum Nordik/Skandinavia di Eropa Utara.

Mereka mengadakan acara Alla Berattares Dag atau All Narrators Day. Acara tersebut bertujuan melestarikan seni dongeng lisan dari mitologi-mitologi tua, yang telah diceritakan secara turun-temurun.

Acara tersebut berusaha menjadi wadah untuk merangkul para pendongeng atau pencerita sebanyak-banyaknya dari seluruh dunia. Maka dari itu disebut sebagai Hari Dongeng sedunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dongeng merupakan cerita rakyat yang bersifat fiktif. Atau merupakan hasil rekayasa pengarang yang disebarkan secara luas sehingga pengarangnya tidak diketahui secara pasti.

Dongeng sebagai cerita tradisional disebarkan secara turun temurun dan secara meluas ke berbagai daerah. Sehingga terkadang terdapat kesamaan di antara cerita dongeng yang dimiliki suatu daerah dengan daerah lainnya.

ADVERTISEMENT

Dongeng hadir sebagai sarana hiburan yang berisi pesan moral bagi para penikmatnya. Dongeng pada umumnya sebuah karangan yang berisikan sindiran dan pesan moral dengan makna kiasan.

Dongeng memiliki ciri-ciri yang bersifat karangan atau fiktif. Lalu ceritanya singkat dengan alur yang sederhana.

Dongeng diawali dengan kalimat pembuka seperti pada zaman dahulu, alkisah, dan lain sebagainya. Selain itu, biasanya terdiri dari dua penokohan yang berlawanan, yakni tokoh baik dan jahat.

Dongeng pada umumnya ditulis dengan gaya penulisan lisan, dengan berisikan amanat atau pesan moral dari setiap tema dongeng. Serta tanpa diketahui siapa pengarangnya.

Struktur dari dongeng berisi pendahuluan, kejadian atau peristiwa hingga penutup. Dalam jenisnya, dongeng memiliki berbagai bentuk.

Hari Dongeng Sedunia:

1. Jenis Dongeng

Legenda

Legenda merupakan cerita yang berhubungan dengan asal-usul atau sejarah terbentuknya suatu tempat.

Mitos/Mite

Mitos adalah dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan atau hal-hal gaib berdasarkan kepercayaan masyarakat di suatu tempat tertentu.

Fabel

Fabel merupakan dongeng yang para tokohnya merupakan binatang dengan perilaku layaknya manusia.

Parabel

Parabel merupakan dongeng yang berisi pesan moral dengan menganut nilai-nilai keagamaan.

Sage

Sage merupakan dongeng yang isi ceritanya merupakan campuran antara sejarah dengan fantasi masyarakat.

2. Manfaat Dongeng

Selain sebagai hiburan, terdapat berbagai manfaat dongeng. Khususnya bagi anak-anak. Seperti sebagai berikut:

  • Menjadi pelajaran budi pekerti bagi anak
  • Membiasakan budaya membaca
  • Dapat membantu menumbuhkan dan mengembangkan imajinasi
  • Membantu mengasah emosi
  • Meningkatkan daya kritis anak

3. Contoh Dongeng Asal Jawa Timur

Asal-usul Surabaya

Dongeng yang termasuk ke dalam legenda ini menceritakan tentang asal-usul penamaan Kota Surabaya. Legenda ini menceritakan tentang dua hewan yang memperebutkan kekuasaan. Mereka yakni ikan sura yang merupakan ikan hiu berhadapan dengan baya (buaya).

Pada zaman dahulu, di sebuah lautan hiduplah 2 hewan buas yang sama-sama kuat dan angkuh. Kedua hewan tersebut merupakan seekor ikan hiu dan buaya.

Keduanya memperebutkan tentang makanan. Keduanya pun berkelahi sangat lama, sebab keduanya sama-sama kuat, ganas dan cerdik.

Setelah berkali-kali bertarung dan tak bisa saling mengalahkan, ikan sura dan buaya pun bosan dan lelah. Hingga kemudian mereka mengadakan perjanjian mengenai pembagian area kekuasaan.

Dengan perjanjian tersebut, keduanya tak lagi berkelahi karena sudah ada kesepakatan damai dan menghormati wilayah kekuasannya masing-masing.

Namun selang beberapa waktu, ikan-ikan yang menjadi mangsa sura di lautan kekuasaannya telah habis. Hingga akhirnya secara sembunyi-sembunyi ia mulai mencari mangsa di muara sungai.

Buaya yang berkuasa di muara sungai lama-kelamaan mengetahui sura melanggar perjanjiannya. Akibat pelanggaran tersebut, sura dan buaya terlibat dalam pertengkaran hebat.

Keduanya saling gigit dan terkam. Buaya mendapat gigitan dan itu menyebabkan ekornya selalu membengkok ke sebelah kiri. Sedangkan hiu, ekornya tergigit hingga hampir putus.

Mereka akhirnya menghentikan perkelahian tersebut dan kembali ke daerah masing-masing. Sura yang mengalah kemudian kembali ke daerahnya. Buaya merasa menang sudah mempertahankan daerah kekuasaannya meskipun harus menahan sakit.

Perkelahian tersebut menyebabkan keduanya terluka parah. Hingga akhirnya keduanya mati. Pesan moral dari cerita ini ialah jangan menyelesaikan permasalahan dengan kekerasan. Lebih baik mencari penyelesaian yang dapat diterima oleh segala pihak.

Keong mas

Mengutip dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia: Cerita Rakyat Jawa Timur dan Madura 2 karya Tri Prasetyono, Candra Kirana merupakan putri dari pemimpin Kerajaan Dhaha, yakni Raja Kertamarta. Candra Kirana memiliki saudara perempuan bernama Galuh Ajeng.

Candra Kirana dan Galuh Ajeng memiliki sifat yang berbeda. Candra Kirana memiliki sifat baik hati, sementara Galuh Ajeng memiliki sifat yang jahat dan iri hati.

Kala itu, Candra Kirana sudah dijodohkan dengan seorang pangeran dari Kerajaan Kahuripan. Yakni Raden Inu Kertapati yang memiliki sifat adil dan bijaksana.

Galuh Ajeng rupanya juga menaruh hati pada Raden Inu. Karena merasa iri dengan saudaranya, Galuh Ajeng merencanakan perbuatan jahat untuk menghancurkan Candra Kirana. Galuh Ajeng lalu pergi ke rumah nenek sihir.

Galuh Ajeng meminta kepada nenek sihir untuk mengutuk Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek sihir pun mengabulkan permintaan Galuh Ajeng dengan mengutuk Candra Kirana menjadi seekor keong berwarna keemasan.

Keong mas kemudian itu dibuang ke arah laut. Keong mas terbawa arus ombak hingga akhirnya terdampar di sebuah sungai.

Suatu hari, seorang nenek baik hati sedang mencari ikan dengan jala di sungai. Saat menarik jala, keong mas ikut terangkut. Nenek tersebut membawa keong mas pulang ke rumah.

Nenek tersebut merupakan seorang janda yang berasal dari Kampung Dadapan. Sehingga disebut dengan Nenek Dadapan. Nenek Dadapan tinggal di sebuah gubuk kecil dan sederhana.

Keesokan harinya, Nenek Dadapan kembali mencari ikan di sungai. Karena tak mendapat ikan seekor pun, Nenek Dadapan memutuskan untuk pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Nenek Dadapan sangat terkejut. Sebab, rumahnya begitu bersih dan sudah tersedia masakan yang lezat di meja. Nenek Dadapan penasaran akan datangnya masakan tersebut.

Kejadian itu berulang setiap hari. Karena penasaran, Nenek Dadapan ingin mengintip situasi rumahnya saat dia pergi mencari ikan. Setelah beberapa saat, Nenek Dadapan kembali dibuat kaget. Sebab, keong mas yang ada di tempayan berubah wujud menjadi gadis cantik.

Gadis tersebut lalu memasak dan menata masakan di meja. Nenek Dadapan memberanikan diri untuk menegur gadis cantik itu.

"Siapakah kamu ini gadis cantik, dan dari mana asalmu?" tanya si nenek.

"Aku adalah putri Kerajaan Dhaha yang disihir menjadi keong mas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku," kata Candra Kirana.

Setelah menjawab pertanyaan tersebut, Candra Kirana kembali berubah menjadi keong mas.

Di sisi lain, Raden Inu berusaha mencari keberadaan Candra Kirana. Namun, nenek sihir ingin menghentikan usaha Raden Inu. Nenek sihir mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu.

Raden Inu kaget melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti, sehingga ia percaya burung gagak itu dapat membantunya dalam mencari Candra Kirana.

Padahal, burung gagak alias nenek sihir itu menunjukkan arah yang salah dan berusaha menjauhkan Raden Inu dengan Candra Kirana.

Di tengah perjalanan, Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan. Dia pun memberi kakek itu makan. Rupanya, kakek adalah orang sakti yang mau menolong Raden Inu dari niat jahat burung gagak.

Saat kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, burung gagak tersebut menjadi asap. Akhirnya, Raden Inu diberitahu tentang keberadaan Candra Kirana.

Setelah berjalan berhari-hari, Raden Inu sampai di Desa Dadapan. Ia menghampiri sebuah gubuk untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis.

Di gubuk itu, Raden Inu melihat Candra Kirana yang sedang memasak. Kutukan dari nenek sihir akhirnya hilang. Lalu, Raden Inu memboyong Candra Kirana dan Nenek Dadapan ke istana. Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Raja Kertamarta.

Galuh Ajeng lalu mendapat hukuman yang setimpal. Namun, karena merasa takut, Galuh Ajeng melarikan diri ke hutan.

Pernikahan Candra kirana dan Raden Inu pun berlangsung dengan sangat meriah. Akhirnya, mereka hidup bahagia.

Pesan Moral Cerita Rakyat Keong Mas

Ada banyak pesan moral yang bisa dipetik dari cerita rakyat Keong Mas. Pertama, perbuatan buruk Galuh Ajeng mengajarkan kita agar tidak mudah iri hati terhadap orang lain.

Pada akhirnya, Galuh Ajeng tetap tidak bisa memiliki Raden Inu. Dia malah mendapatkan hukuman yang setimpal.

Kedua, kebaikan yang dilakukan oleh Candra Kirana, Nenek Dadapan, Raden Inu serta kakek sakti mengajarkan kepada kita untuk selalu tulus dalam menolong orang lain. Sebab, setiap kebaikan akan mendapatkan balasan.

Ketiga, tipu daya burung gagak mengajarkan kepada kita agar tidak langsung percaya dengan orang lain. Pastikan faktanya agar tidak ada penyesalan dan kesusahan di kemudian hari.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads