Urban Legend

Kisah Pak Van Tabak, Yahudi Jerman Pebisnis Tembakau Selopuro Blitar

Erliana Riady - detikJatim
Kamis, 22 Des 2022 13:15 WIB
Keluarga Pak van Tabak (Foto: Erliana Riady)
Blitar -

Tembakau Selopuro menjadi jejak perdagangan komoditi unggulan Blitar di daratan Eropa. Kemasyuran tembakau Selopuro tak lepas dari cerita Pak Van Tabak, seorang pebisnis tembakau yang merupakan orang Yahudi berkewarganegaraan Jerman.

Kisah penjualan tabak atau tembakau atau mbako asal Blitar pertama kali diberitakan koran Algemeen Handelsblad tertanggal 3 Maret 1857. Ketika itu makelaar tembakau A De Mol van Otterloo dan JHA Gebing menjual sebanyak 735 pakken (paket) daun tembakau dari perkebunan di Blitar.

Dengan kapal Antoinette tembakau Blitar dibawa ke Rotterdam untuk disebarkan ke Eropa. Satu di antara pengusaha tembakau yang cukup terkenal saat itu adalah Michael Block. Di Blitar, dia terkenal dengan sebutan Pak Van Tabak.

Penelusur sejarah Blitar Tempoe Doloe Prabowo menemukan benang merah cerita tutur itu ke pembuktian faktanya. Melalui laman Robin Block www.Robinblock.nl, terungkap bagaimana bisnis tembakau di Blitar menjadi magnet orang asing untuk datang.

"Dari beberapa literasi yang saya dapat, pedagang tembakau asal Jerman itu bernama Michael Block. Kalau di Blitar terkenal dengan sebutan Pak Van Tabak. Nah, Robin Block ini melengkapi literasi terkini dengan ceritanya di laman websitenya. Dia merupakan canggah atau keturunan ketiga Michael Block," kata Prabowo kepada detikJatim, Kamis (22/12/2022).

Robin menceritakan Blitar adalah tempat nenek moyangnya yang berkebangsaan Jerman. Michael Block pertama kali menginjakkan kaki untuk memulai bisnis tembakau pada usia 26 tahun. Tepatnya pada 8 Februari 1865.

Rumah yang dulunya merupakan rumah Pak Van Tabak (Foto: Erliana Riady)

Michael Block lahir 1839 di Mannheim, Jerman. Dia adalah seorang pedagang keturunan Yahudi. Menurut cerita keluarganya, Pak Van Tabak harus melarikan diri dari sana karena berselingkuh dengan istri walikota. Pelariannya berakhir di kota Amsterdam Belanda dan memulai bisnis tembakau di sana di sudut kanal Herengracht dan Herenstraat, Amsterdam, Belanda.

Namun bisnisnya kemudian bangkrut pada tahun 1863. Setelah bangkrut,2 dua tahun kemudian ia mencoba peruntungan lagi di perkebunan tembakau di Blitar, Jawa Timur. Di Blitar, kondisi bisnis maupun cinta berjalan lebih maju dan lebih progresif. Michael Block bertemu dengan perempual lokal Jawa, penduduk asli Blitar yang disebut dengan nama Marte alias Maria alias Samina.

Pasangan suami istri ini mempunyai lima anak. Anak Laki laki yaitu Friedrich Block lahir 1876 (kakek buyut Robin Block) dan Heinrich Block lahir 1874 (yang keturunannya masih tinggal di Blitar dan Surabaya). Di samping itu masih ada tiga anak perempuan Amalia (Amalie) Block lahir1870, Henriette Block lahir 1875, dan si bungsu Maggie Block lahir 1882.

"Ada sedikit ketidaksesuaian jumlah anak antara foto keluarga yang bersumber di KITLV dan penuturan Robin Block dan sumber silsilah di Genealogieonline.nl. Di samping itu ada pertanyaan yang belum terjawab bahwa pernikahan Michael Block dengan Samia dilakukan setelah semua anak lahir, Menikah di Malang 25 Oktober 1883 pada saat itu Michael Block berumur 44 tahun," ungkap Prabowo.

Pak Van Tabak diketahui meninggal di Blitar 17 April 1913 pada umur 74 tahun. Dari berbagai dokumen yang ditemukan Robin, Pak Van Tabak dimakamkan di Begraafplaat te Wlingi, Blitar. Lokasinya bekas Kantor Kawedanan Wling ke utara arah Tegalasri, tidak jauh dari bekas perkebunan tembakau. Dan apa yang tersisa dari kuburan mungkin secara harfiah tidak lagi memiliki nama dan telah dilenyapkan oleh hujan tropis selama seabad.

Rumah yang dulunya merupakan rumah Pak Van Tabak (Foto: Erliana Riady)

Dalam tulisannya, Robin menceritakan, dia dan ayahnya tersesat di sepanjang bongkahan batu yang kosong, sia-sia mencari nisan di komplek pekuburan tanpa menemukan di mana letak tepatnya makam Tuan Tabak Michael Block disemayamkan. Perjuangan cicit dan canggah dari Michael Block itu belum menemukan hasil.

Usaha mereka menelusuri jejak Pak Van Tabak tak terhenti sampai di sini. Pada iklan penjualan rumah tua, mereka menemukan rumah tua di koran Javapost (1903). Juga ditemukan iklan serupa di terbitan De Locomotief 21 Maret 1903 yang memajang iklan dengan perihal yang sama.

Iklan itu terbaca 'Rumah Dijual (Te Koop te Blitar). Dijual di Blitar Halaman Luas 5.400 meter persegi. Dibangun seperti rumah batu dengan 7 kamar dan bangunan sumber air hidup, lokasi sehat dan menyenangkan. Untuk dikonsultasikan oleh M Block, dan WL Mkijek, Komisaris Blitar.

Berdasar deskripsi iklan tersebut, akhirnya mereka menemukan rumah yang dimaksud. Rumah Michael Block sang Tuan Tabak berada di Jalan Sedap Malam nomor 7 Kota Blitar. Sekarang lokasinya di selatan Pasar Templek dan seberang jalan Lapangan Tenis Melati.

Pantauan detikJatim, rumah itu kondisinya sepi dan pintunya tertutup. Belum ada informasi apakah status rumah tersebut masih dimiliki salah satu keluarga Michael Block kembali atau sudah benar benar berpindah tangan. Yang pasti dan patut untuk di contoh adalah renovasi dengan masih menghidupkan keselarasan desain asli dari suatu rumah, suatu bangunan yang bersejarah.




(abq/iwd)
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork