Mengenal Wastra, Kain Tradisional yang Menyimpan Makna

Mengenal Wastra, Kain Tradisional yang Menyimpan Makna

Rina Fuji Astuti - detikJatim
Selasa, 06 Des 2022 08:30 WIB
perajin tenun ikat mojokerto
Tenun Ikat Mojokerto/Foto: Enggran Eko Budianto
Surabaya -

Wastra merupakan kata serapan dari Bahasa Sansekerta. Dalam KBBI, wastra berarti kain tradisional yang memiliki makna dan simbol, yang mengacu pada dimensi warna, ukuran, dan bahan.

Contoh wastra yang ada di Tanah Air seperti batik, tenun, songket dan sebagainya. Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjen Kebudayaan) Kemendikbud, Hilmar Farid menyebut wastra dianggap bernilai tinggi. Sebab, setiap wastra memiliki sejarah dan maknanya masing-masing.

Kelompok pelestari kain sudah tersebar di banyak daerah di Indonesia. Salah satunya Pemuda Berkain Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan merelevansikan kain sebagai gaya hidup modern, saat ini dapat diterima oleh generasi sekarang dan akan terus berkelanjutan. Seberjalannya waktu wastra menjadi tren sehingga menjadi turning point untuk meneruskan momen tersebut secara berkelanjutan," tutur Founder Pemuda Berkain Surabaya, Gerak Samudra kepada detikJatim, Senin (5/12/2022).

Ada sederet kegiatan yang dilakukan Pemuda Berkain Surabaya, dalam melestarikan wastra. Salah satunya Gelar Busana (fashion show).

ADVERTISEMENT

Ada pula Reja Wastra yang menjual kain preloved (thrifting) atau baru. Kegiatan-kegiatan itu tak lepas dari rasa peduli pada UMKM dan para perajin wastra.

Pemuda Berkain Surabaya juga tengah menggelar acara bertajuk 'Wastra 1.000 Asa'. Acara yang akan berlangsung hingga 10 Desember 2022 itu adalah pameran seni bertajuk wastra. Di mana wastra masih punya 1.000 harapan untuk terus eksis di kalangan anak muda, lewat berbagai macam karya seni.

Karya yang dipamerkan dalam Wastra 1.000 Asa tidak terbatas. Boleh dalam bentuk 3D, lukisan, kain, instalasi dan lain-lain. Yang penting masih berkaitan dengan wastra, baik tersurat maupun tersirat.

Dalam acara itu ada karya instalasi Batik Kawula yang merupakan simbol dari pameran Wastra 1000 Asa. Itu membuktikan wastra masih mempunyai 1.000 harapan lewat Batik Kawula, yang berkolaborasi dengan banyak orang.

"Wastra 1.000 Asa adalah salah satu bentuk kepedulian saya untuk memberikan platform bagi para seniman muda di Surabaya agar terjembatani", tambah Gerak.

Ke depan, gerak akan terus berkarya dan membuktikan wastra masih relevan di masa modern. Pihaknya ingin berkolaborasi dengan pemerintah, swasta dan pihak lainnya.

Pihaknya juga akan lebih banyak membuat program yang berdampak langsung untuk perajin dan UMKM di sekitar. Lewat media sosial, Gerak dkk akan terus mengkampanyekan wastra sebagai salah satu keunggulan budaya yang harus terus dilestarikan.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads