Soerabaia Fashion Trend, Wadah Desainer Inovasikan Kreativitas Menuju 2023

Soerabaia Fashion Trend, Wadah Desainer Inovasikan Kreativitas Menuju 2023

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 11 Nov 2022 22:50 WIB
Soerabaia Fashion Trend 2022 The Survivors
Soerabaia Fashion Trend 2022 The Survivors (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Soerabaia Fashion Trend 2022 The Survivors digelar selama dua hari dengan menghadirkan 24 desainer muda. Fashion annual ini sebagai wadah berkembangnya desainer fashion generasi muda, khususnya di Surabaya dan sekitarnya untuk mengembangkan edukasi di bidang fashion.

Event fashion ini juga sebagai bentuk bertahan dalam situasi yang tidak menentu. Seperti sikap optimisme yang membuat pikiran positif dan melahirkan kreativitas menuju era next normal setelah pandemi COVID-19.

Ketua pelaksana acara dan desainer asal Surabaya, Mega Ma mengatakan Soerabaia Fashion Trend tahun ini menampilkan trend fashion tahun 2023. Kebanyakan, desainer yang mengikuti adalah universitas, seperti UK Petra, Unesa, Lasalle College hingga Aryani Widagdo Creativity Nest.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soerabaia Fashion Trend 2022 The SurvivorsSoerabaia Fashion Trend 2022 The Survivors menghadirkan 24 desainer (Foto: Esti Widiyana)

"Baju yang saya desain lebih young, temanya back to 90s. Pakai kaca mata besar, lebih ke street wear pakai kaos, ada kombinasi denim, kain wastra ulos. Cutting lebih A atau H, jadi ga terlalu press body tahun ini. Cocok untuk usia 25-35 tahun," kata Mega Ma kepada detikJatim di Ciputra World Surabaya, Jumat (11/11/2022).

Sementara Desainer asal Malang, Mutiara Syarifuddin memiliki desain fashion yang bertema kebebasan dalam berkreasi. Oleh karena itu ia memakai motif abstrak agar terlihat joyfull, freedom dan timeless.

ADVERTISEMENT

"Desain saya itu maunya sepanjang masa. Karena saya dari Malang juga, saya lihat pasar Malang, tidak mau terlalu terbuka tapi keren. Orang Malang suka manik-manik, kalau ga ada manik harganya Rp 100 ribu tapi kalau ada manik bisa Rp 1 juta, dipakai untuk kebaya. Kalau cuttingnya yang nyaman tapi keren, desain simpel," ujarnya.

Bahan yang ia pakai yakni sifon, katun, crepe dan scuba. Dalam event fashion ini menampilkan 8 desain.

"Ada outer, let's brokat, outer scuba, dress simple, jumpsuit. Tapi tidak ada yang tidak ada lengan, karena di Malang banyak yang muslim," katanya.

Sama dengan Aryani Widagdo, pendidik fashion senior Surabaya juga akan menampilkan 8 busana berpola zero waste. Dimana dalam proses produksinya sama sekali tidak meninggalkan sampah perca kain.

"Zero waste ini sebuah pola pikir baru dalam dunia fashion dan masa depan industri fashion. Karena industri fashion, fast fashion pencemar kedua terbesar di dunia setelah industri minyak. Koleksi busana saya wujudkan dalam kain denim dan kain batik Bali. Bentuk busana beragam, ada celana, sarung lilit, ok bawah hi-lo, baju luar berbagai bentuk dan aksesoris," pungkasnya.




(esw/iwd)


Hide Ads