Warga Pacitan Gelar Ruwat Jagat, Ritual Seni dan Doa Usai Pandemi COVID-19

Warga Pacitan Gelar Ruwat Jagat, Ritual Seni dan Doa Usai Pandemi COVID-19

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Sabtu, 05 Nov 2022 21:15 WIB
Ruwat Jagat di pacitan
Tradisi Thethek Melek Dulu kala merupakan ritual usir hama (Foto: Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Pacitan -

Warga Pacitan menggelar Ruwat Jagat. Even perpaduan atraksi seni dan doa bersama itu melibatkan ratusan elemen. Tak hanya para tokoh dan seniman, masyarakat pun menjadi bagian dari gelaran akbar tersebut.

Pantauan detikJatim rangkaian acara Ruwat Jagat diawali tari Bedhaya Jagat, Doa Mbah Sarpun dan Potong Tumpeng. Ketiganya agenda berlangsung di halaman Pendopo Kabupaten, Jalan JA Suprapto. Berikutnya dilanjutkan Kirab Menyapa Warga menuju perempatan Penceng via Jalan Ahmad Yani, Sabtu (5/11/2022) sore.

Di pusat kota itu lalu dilakukan penancapan bendera panji. Posisi panji melingkar Tugu Parasamya Purna Karya Nugraha. Berikutnya digelar doa lintas agama serta deklarasi oleh Bupati Pacitan. Usai deklarasi kegiatan dilanjutkan penampilan budaya Thethek Melek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara malam harinya, sejumlah atraksi seni dihelat di Perempatan Penceng. Antara lain Kethek Ogleng, Barong Abang, serta Grasak dan Rampak Buto. Selanjutnya adalah tampilan Tari Keling, Tari Pasalewangeng, dan ditutup dengan penampilan Kemlaka Etnik.

"Ruwat Jagat ini juga wujud apresiasi kepada masyarakat, pelaku seni budaya dalam menjaga budaya serta semangat gotong royong sebagai kekuatan dalam bertahan dari berbagai bencana," kata Bupati Indrata Nur Bayu Aji.

ADVERTISEMENT

"Pacitan kaya potensi wisata, budaya, maupun tradisi yang dapat dieksplore wisatawan," imbuh Mas Aji seraya mengajak pelancong hadir menikmati eksotika kota berjuluk The Hidden Paradise.

Sementara Abdillah Yusuf, Ketua Konsorsium Kangen Pacitan, penyelenggara kegiatan mengibaratkan Ruwat Jagat layaknya tonggak memulai kehidupan baru. Ini setelah masa sulit akibat dua tahun dilanda pandemi.

"Nah, Ruwat Jagat ini merupakan momen bersama-sama memulai," tuturnya.

Ruwat Jagat di pacitanBupati Aji dan Wabub Gagarin beserta istri sapa warga saat kirab/ Foto: Purwo Sumodiharjo

Semangat kebangkitan menuju kehidupan normal baru, lanjut Yusuf mewujud dalam suka cita. Hal itu antara lain diekspresikan dengan tampilan ragam budaya Kota 1001 Gua di sejumlah venue. Di sisi lain ada pula agenda doa bersama di halaman pendopo kabupaten menandai awal prosesi.

"Ini adalah syukuran besar gitu. Bagaimana kita mengucap syukur, bagaimana cara kita melangkah itu dimulai dengan hajatan. Baru setelah itu kita melangkah dengan optimisme," imbuh seniman yang akrab disapa si Peci Miring.

Misbach Daeng Bilok, seniman lain yang ikut menggagas acara menjabarkan meskipun menggunakan kata 'Ruwat', namun event ini sebenarnya bukan sebuah ritual. Sebaliknya, kemasannya lebih kental seni dan budaya. Itu dilandasi keinginan menampilkan potensi yang belum semuanya tergali.

Ruwat Jagat, lanjut Misbach, merupakan momentum untuk bersama-sama saling bertemu. Di situlah semua elemen dapat terlibat dan ikut mengalami proses menggali kebudayaan yang selama ini masih tersimpan. Semangat itu disertai ungkapan syukur setelah berhasil melewati masa sulit.

"Saya mengatakan Ruwat Jagat ini bukan festival. Bukan juga acara ritual. Jadi, meruwat pertemuan sebenarnya. Jagat itu sendiri merupakan wilayah sosial," papar pria asli Kepulauan Selayar, Sulawesi itu.

Ajang budaya ini terbilang kolosal. Pasalnya selain melibatkan seniman lokal, tampilan yang ada juga diramaikan pelaku seni dari sejumlah wilayah di Tanah Air. Seperti halnya Solo, Wonogiri, dan Yogyakarta. Bahkan seniman luar Jawa pun dijadwalkan hadir.

Selain itu puluhan sekolah juga akan unjuk kebolehan melalui para siswanya. Belum lagi kelompok budaya dari banyak wilayah di Pacitan juga akan menyuguhkan atraksi seni. Dari sisi ekonomi, Ruwat Jagat juga menjadi ajang menggerakkan roda perekonomian, terutama UMKM.

Rencananya agenda kegiatan akan dilanjutkan dengan konser musik bersama artis dangdut Deny Cak Nan, Selasa (8/11) di Stadion Pacitan. Sedangkan di pengujung acara akan digelar Pangajian Akbar bersama Gus Ali Gondrong di Alun-alun Pacitan, Minggu (13/11/2022).




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads