Wacana Pacitan Bangun Waduk Cegah Banjir Kota Tahunan

Wacana Pacitan Bangun Waduk Cegah Banjir Kota Tahunan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Rabu, 26 Okt 2022 02:02 WIB
Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didiagnosa kanker prostat. Sejumlah pihak mengaku kaget, tak terkecuali Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji yang merupakan keponakan SBY.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan -

Banjir kota menjadi fenomena tahunan di Pacitan. Berbagai ikhtiar dilakukan untuk menghentikan genangan yang terjadi tiap musim hujan. Salah satunya dengan wacana membangun bozem (waduk) baru.

Pembangunan sarana penahan air itu, kata Bupati Indrata Nur Bayuaji tengah dalam tahap kajian. Nantinya keberadaan waduk diharapkan mampu menahan aliran air dari Sungai Tani dan Sungai Kunir yang jadi penyumbang banjir.

"Ya betul. (Pembangunan bozem) sedang dikaji Dinas PUPR," kata Indrata kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih menurut Indrata, penambahan sarana penahan air memang tercantum dalam buku skema pengentasan banjir. Rencana induk itu sengaja dibuat menyusul sering terjadinya luapan di sejumlah wilayah perkotaan.

Secara teknis waduk yang akan dibangun diharapkan dapat memperlambat laju aliran dua sungai yang melintasi Kecamatan Kota tersebut. Dengan begitu, air dapat ditahan dulu sebelum mengalir ke kawasan lebih rendah hingga berdampak banjir.

ADVERTISEMENT

"Air tidak langsung masuk ke kota, tapi bisa ditahan dulu. Diharapkan menjadi solusi masalah yang rutin kita hadapi," tambahnya.

Memang, diakui Bupati Aji, rencana pembangunan bozem yang berlokasi di kelurahan Pucangsewu masih dihadapkan persoalan. Yaitu keterbatasan anggaran. Karenanya, pemkab akan bergandengan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

"Kami harapkan tahun mendatang ada bantuan anggaran pemerintah pusat sehingga dapat merealisasikan proyek tersebut," tandasnya.

Mas Aji juga kembali menegaskan jika bencana alam merupakan urusan masalah bersama. Karena fenomena alam yang terjadi mesti disikapi dengan bijak. Yaitu dengan terus membangun kesiapsiagaan sejak dini.

Pun dia mengapresiasi tradisi gotong royong yang masih terjaga di masyarakat. Sehingga sejumlah kejadian bencana dapat segera tertangani berkat sinergitas para pemangku kepentingan dengan warga.

"Seperti misalnya pembersihan jalan dari material longsor atau pohon tumbang, juga rumah rusak. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads