Mistis Penampakan Korban Kerja Rodi di Terowongan Mrawan Banyuwangi

Urban Legend

Mistis Penampakan Korban Kerja Rodi di Terowongan Mrawan Banyuwangi

Ardian Fanani - detikJatim
Kamis, 27 Okt 2022 19:51 WIB
Ada dua terowongan kereta api peninggalan Belanda di Banyuwangi-Jember. Namanya Terowongan Mrawan dan Garahan.
Pembangunan Terowongan Mrawan/Foto: Istimewa (dok. Surat Kabar De Locomotief 1903)
Banyuwangi -

Terowongan Mrawan Banyuwangi dibangun pada zaman kolonial Belanda. Mulai dibangun pada 1901-1902 dan mencapai kesempurnaan pada 1910.

Pelaksana pembangunan terowongan itu adalah perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS). Mereka memaksa para pekerja pribumi dengan penuh tekanan.

Kerja paksa pada zaman kolonial Belanda disebut kerja Rodi. Pembangunan terowongan tersebut disebut-sebut menelan banyak korban jiwa dari kalangan pekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak pekerja yang meninggal karena kelaparan. Mereka bekerja terus-menerus tanpa mendapatkan upah dan makanan yang layak.

Warga sekitar terowongan percaya, arwah-arwah korban kerja Rodi masih bersemayam di sana. Di Alas Gumitir.

ADVERTISEMENT

Maka tak heran jika hingga saat ini, Terowongan Mrawan Banyuwangi diselimuti kisah mistis. Hal berbau mistis di Alas Gumitir kerap dikaitkan dengan arwah-arwah pekerja paksa yang meninggal saat membangun terowongan tersebut.

Dalam cerita yang berkembang di masyarakat disebutkan, ada banyak kisah mistis yang dialami penjaga terowongan. Hal mistis yang dimaksud seperti mendengar orang minta tolong tanpa ada wujudnya. Juga kerap tampak bayangan korban kerja paksa yang sudah compang-camping di jalur terowongan.

"Konon sosok mereka adalah para pekerja paksa yang mati kelaparan akibat Rodi," ujar Mukhlas, warga Desa Kalibaru Manis kepada detikJatim, Kamis (27/10/2022).

Soal kerja Rodi itu, Mukhlas mengaku mendapatkan cerita dari sang kakek. Sebagian besar pekerja menjadi korban jiwa dalam praktik kerja paksa tersebut.

"Makanya kan dikenal angker di terowongan itu," tambahnya.

Terlepas dari kisah mistis yang menyelimuti, Terowongan Mrawan masih terawat dengan baik hingga saat ini. PT KAI selalu melakukan pengecekan secara berkala, untuk memastikan bangunan peninggalan Belanda itu tetap terjaga. Sehingga dapat digunakan hingga kini.

Asisten Manajer Humas PT KAI Daop 9 Jember, Tohari mengatakan, terowongan kereta api dijaga Petugas Jaga Terowongan (PJTW) 152 A. Mereka berjaga selama 24 jam dan melaporkan kondisi terowongan kepada Daop 9 Jember.

Ada dua terowongan kereta api peninggalan Belanda di Banyuwangi-Jember. Namanya Terowongan Mrawan dan Garahan.Terowongan Mrawan jadi tempat wisata/ Foto: Istimewa (dok. Daop 9 Jember)

"Kondisi vegetasi di atas terowongan ini memang masih sangat alami sehingga mata air yang ada tetap terjaga. Ini juga bukti jika bangunan Belanda memang memikirkan aspek keberlanjutan lingkungan," tambahnya.

Selain itu, petugas PJTW di Terowongan Mrawan juga mengedukasi pengunjung yang datang agar tidak masuk ke dalam terowongan. Karena itu berbahaya. Namun terkadang, masih ada pengunjung yang nekat masuk ke terowongan melalui sisi Kalibaru.

Saat ini, kata Tohari, kondisi di dalam terowongan sudah tidak gelap lagi. Sudah dilengkapi dengan lampu penerangan. Lampu itu bermanfaat untuk petugas dalam melakukan pengecekan jalur kereta api di dalam terowongan.




(sun/iwd)


Hide Ads