Kisah Penakluk Siluman Ular di Terowongan Mrawan Banyuwangi

Urban Legend

Kisah Penakluk Siluman Ular di Terowongan Mrawan Banyuwangi

Ardian Fanani - detikJatim
Kamis, 27 Okt 2022 15:32 WIB
Ada dua terowongan kereta api peninggalan Belanda di Banyuwangi-Jember. Namanya Terowongan Mrawan dan Garahan.
Pembangunan Terowongan Mrawan/Foto: Istimewa (dok. Surat Kabar De Locomotief 1903)
Banyuwangi -

Ada kisah Mbah Diun di balik kokohnya Terowongan Mrawan Banyuwangi. Mbah Diun disebut-sebut sebagai penakluk siluman ular, dalam pembangunan terowongan itu.

Terowongan Mrawan dibangun oleh Belanda pada 1901-1902. Konon, kebanyakan pekerja merupakan warga Madiun.

Dalam buku berjudul Sepetak Eropa di Tanah Jawa karya Arif Firmansyah dan M Iqbal Ferdian, dijelaskan bahwa sejarah Terowongan Mrawan tidak bisa dilepaskan dari Mbah Diun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama asli Mbah Dium adalah Madrakah atau Madikoh. Ia berasal dari Desa Gebang Girisuko, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Mbah Diun menjadi abdi dalem dengan tugas membawa payung Sultan Hamengkubuwono VII, yang memerintah Keraton Yogyakarta pada 1877-1920.

ADVERTISEMENT

Namun pada akhir tahun 1890, Mbah Diun pindah ke Madiun. Di sana, ia bergaul dengan pegawai Perusahaan Kereta Api Negara.

Di waktu yang bersamaan, Belanda menemukan banyak kendala dalam membangun Terowongan Mrawan yang membelah Gunung Gumitir Banyuwangi.

Banyak kejadian aneh atau kejadian yang dinilai tidak biasa. Warga sekitar berkeyakinan, lokasi pembangunan terowongan terbilang wingit atau angker.

Pegawai Perusahaan Kereta Api Negara dibuat bingung saat menentukan titik yang akan dijadikan terowongan. Maka dari itu, mereka mengajak Mbah Diun ke Banyuwangi.

Mbah Diun dipercaya memiliki kesaktian. Seperti yang disampaikan seorang warga keturunan Kampung Madiunan di Banyuwangi, Sulasmo (65).

Menurut Sulasmo, Mbah Diun bisa mengusir makhluk gaib yang mengganggu pembangunan terowongan. Sehingga Belanda mempercayai Mbah Diun untuk menjadi mandor di pembangunan proyek itu.

Lalu, Mbah Diun memboyong banyak orang dari Madiun untuk membangun terowongan tersebut. Itu kenapa kebanyakan pekerja dari Madiun.

"Kakek saya cerita jika Mbah Diun itu sakti. Karena waktu itu Belanda kesulitan menentukan titik lokasi terowongan. Kayak dibuat bingung jalur masuk ke proyek kok muter terus. Sering kesasar gitu," ujar Sulasmo kepada detikJatim, Kamis (27/10/2022).

Tak hanya itu, Mbah Diun juga dipercaya bisa mengusir siluman ular yang ada di sekitar lokasi terowongan. Yang masuk wilayah Gunung Gumitir.

"Kakek saya meyakini jika hal gaib juga ada. Banyak yang menjelma jadi binatang buas. Tapi hal ini juga menjadi kepercayaan warga ya jika Mbah Diun ini punya kesaktian," tambahnya.

Sehingga atas jasanya, Mbah Diun kemudian diberi hadiah oleh Belanda, yakni Kampung Mediunan yang ada hingga sekarang. Kampung Mediunan berada di Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.

"Karena jasanya, akhirnya proyek pekerjaan terowongan itu berhasil. Sehingga sampai saat ini, anak keturunan dan warga dari Madiun yang ikut beranak pinak di sini," pungkasnya.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads