Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi berlangsung meriah. Mereka mempertahankan tradisi Endog-endogan saat peringatan itu.
Endog-endogan merupakan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah turun-menurun di Banyuwangi. Bentuk tradisi ini adalah endog atau telur direbus kemudian dihias menggunkan kertas warna-warni yang sudah dibentuk menyerupai bunga.
Setelah itu, telur yang sudah dihias ditancapkan pada batang pohon pisang. Telur yang sudah dihias ini kemudian diarak keliling kampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir tulisan Prof Suprapto dalam buku Dialektika Islam Dan Budaya Nusantara, endog dalam bahasa Jawa artinya telur. Tradisi Endog-endogan juga diiringi dengan pembacaan selawat, barzanji, dan zikir serta doa-doa.
Tradisi ini juga membawa berkah bagi perajin kembang telur di Banyuwangi. Perajin kembang telur kebanjiran pesanan.
"Untungnya bisa Rp 1 juta," ujar perajin kembang telur asal Banyuwangi, Saniyah (45) kepada detikJatim, Sabtu (8/10/2022).
Peningkatan penjualan kembang telur lebih pesat dibandingkan masa pandemi COVID-19 lalu. Sebab saat ini, sudah tidak ada lagi pembatasan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Meningkat lebih banyak ini. Kalau kemarin masih sisa banyak sebenarnya. Tapi Alhamdulillah sekarang bisa terjual. Kan masih bisa disimpan yang kita buat dulu. Tinggal merangkai saja," pungkasnya.
(hse/dte)












































