Indonesia punya banyak cerita rakyat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keunikan dan pesan moral dari cerita rakyat kerap menjadi bahan dongeng untuk anak-anak.
Salah satu cerita rakyat yang populer adalah Keong Mas. Cerita rakyat yang berasal dari Jawa Timur ini mengisahkan perjalanan cinta antara Panji Inu Kertapati dan Dewi Candra Kirana.
Cerita Rakyat Keong Mas
Mengutip dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia: Cerita Rakyat Jawa Timur dan Madura 2 karya Tri Prasetyono, Candra Kirana merupakan putri dari pemimpin Kerajaan Dhaha, yakni Raja Kertamarta. Candra Kirana memiliki saudara perempuan bernama Galuh Ajeng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Candra Kirana dan Galuh Ajeng memiliki sifat yang berbeda. Candra Kirana memiliki sifat baik hati, sementara Galuh Ajeng memiliki sifat yang jahat dan iri hati.
Kala itu, Candra Kirana sudah dijodohkan dengan seorang pangeran dari Kerajaan Kahuripan. Yakni Raden Inu Kertapati yang memiliki sifat adil dan bijaksana.
Galuh Ajeng rupanya juga menaruh hati pada Raden Inu. Karena merasa iri dengan saudaranya, Galuh Ajeng merencanakan perbuatan jahat untuk menghancurkan Candra Kirana. Galuh Ajeng lalu pergi ke rumah nenek sihir.
Galuh Ajeng meminta kepada nenek sihir untuk mengutuk Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek sihir pun mengabulkan permintaan Galuh Ajeng dengan mengutuk Candra Kirana menjadi seekor keong berwarna keemasan.
Keong mas kemudian itu dibuang ke arah laut. Keong mas terbawa arus ombak hingga akhirnya terdampar di sebuah sungai.
Suatu hari, seorang nenek baik hati sedang mencari ikan dengan jala di sungai. Saat menarik jala, keong mas ikut terangkut. Nenek tersebut membawa keong mas pulang ke rumah.
Nenek tersebut merupakan seorang janda yang berasal dari Kampung Dadapan. Sehingga disebut dengan Nenek Dadapan. Nenek Dadapan tinggal di sebuah gubuk kecil dan sederhana.
Keesokan harinya, Nenek Dadapan kembali mencari ikan di sungai. Karena tak mendapat ikan seekor pun, Nenek Dadapan memutuskan untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Nenek Dadapan sangat terkejut. Sebab, rumahnya begitu bersih dan sudah tersedia masakan yang lezat di meja. Nenek Dadapan penasaran akan datangnya masakan tersebut.
Kejadian itu berulang setiap hari. Karena penasaran, Nenek Dadapan ingin mengintip situasi rumahnya saat dia pergi mencari ikan. Setelah beberapa saat, Nenek Dadapan kembali dibuat kaget. Sebab, keong mas yang ada di tempayan berubah wujud menjadi gadis cantik.
Gadis tersebut lalu memasak dan menata masakan di meja. Nenek Dadapan memberanikan diri untuk menegur gadis cantik itu.
"Siapakah kamu ini gadis cantik, dan dari mana asalmu?" tanya si nenek.
"Aku adalah putri Kerajaan Dhaha yang disihir menjadi keong mas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku," kata Candra Kirana.
Setelah menjawab pertanyaan tersebut, Candra Kirana kembali berubah menjadi keong mas.
Raden Inu kaget melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti, sehingga ia percaya burung gagak itu dapat membantunya dalam mencari Candra Kirana.
Padahal, burung gagak alias nenek sihir itu menunjukkan arah yang salah dan berusaha menjauhkan Raden Inu dengan Candra Kirana.
Di tengah perjalanan, Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan. Dia pun memberi kakek itu makan. Rupanya, kakek adalah orang sakti yang mau menolong Raden Inu dari niat jahat burung gagak.
Saat kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, burung gagak tersebut menjadi asap. Akhirnya, Raden Inu diberitahu tentang keberadaan Candra Kirana.
Setelah berjalan berhari-hari, Raden Inu sampai di Desa Dadapan. Ia menghampiri sebuah gubuk untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis.
Di gubuk itu, Raden Inu melihat Candra Kirana yang sedang memasak. Kutukan dari nenek sihir akhirnya hilang. Lalu, Raden Inu memboyong Candra Kirana dan Nenek Dadapan ke istana. Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Raja Kertamarta.
Galuh Ajeng lalu mendapat hukuman yang setimpal. Namun, karena merasa takut, Galuh Ajeng melarikan diri ke hutan.
Pernikahan Candra kirana dan Raden Inu pun berlangsung dengan sangat meriah. Akhirnya, mereka hidup bahagia.
Pesan Moral Cerita Rakyat Keong Mas
Ada banyak pesan moral yang bisa dipetik dari cerita rakyat Keong Mas. Pertama, perbuatan buruk Galuh Ajeng mengajarkan kita agar tidak mudah iri hati terhadap orang lain.
Pada akhirnya, Galuh Ajeng tetap tidak bisa memiliki Raden Inu. Dia malah mendapatkan hukuman yang setimpal.
Kedua, kebaikan yang dilakukan oleh Candra Kirana, Nenek Dadapan, Raden Inu serta kakek sakti mengajarkan kepada kita untuk selalu tulus dalam menolong orang lain. Sebab, setiap kebaikan akan mendapatkan balasan.
Ketiga, tipu daya burung gagak mengajarkan kepada kita agar tidak langsung percaya dengan orang lain. Pastikan faktanya agar tidak ada penyesalan dan kesusahan di kemudian hari.
Simak Video "2025 Wajib Melek Financial, Belajar di Sini! Gratis"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)