7 Fakta Viral Lamaran Bocah 4 Tahun di Madura Disebut Pertahankan Warisan

7 Fakta Viral Lamaran Bocah 4 Tahun di Madura Disebut Pertahankan Warisan

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 02 Sep 2022 11:20 WIB
Viral tunangan bangkalan
Viral lamaran bocah di Bangkalan (Foto: Istimewa/TikTok @taniapesekcz)
Surabaya -

Tradisi lamaran bocah di wilayah Madura disebut sudah biasa. Mereka 'dijodohkan' dengan anak kerabat hingga saudara. Salah satu yang tengah mencuat yakni video bocah berusia 4 tahun tengah menjalani acara lamaran.

Video yang terjadi di Bangkalan, Madura ini viral di media sosial TikTok. Ternyata, pengunggah video menyebut, lamaran pada bocah di Bangkalan memang sudah biasa. Bahkan, sosiolog mengatakan, hal ini merupakan tradisi di Madura.

detikJatim menghimpun sejumlah fakta menarik soal peristiwa ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sempat Viral di TikTok

Video anak kecil tunangan itu diunggah Tania lewat akun TikTok @taniapesekcz. Dia merekam seorang ibu-ibu berjalan sambil membawa aneka makanan yang sudah dibungkus rapi.

Dari video itu, diketahui bahwa anak kecil yang tunangan itu bernama Fika. Dia tampak duduk di depan halaman rumah dan ada seorang ibu yang menyematkan cincin di jarinya. Ibu itu juga mengalungkan selempang yang dibentuk dari uang kertas nominal Rp 5 ribu ke leher Fika.

ADVERTISEMENT

"Happy engagement Fika 😚 kecil sudah tunangan langgeng trus ya syangπŸ–€#fpyγ‚· #viralvideo #madurabangkalanπŸŒΉπŸ’‹β€," tulis akun TikTok @taniapesekcz.

Pengunggah Video Sebut Tradisi Itu Sudah Biasa

Sementara itu, Tim Wolipop sudah menghubungi Soleha (Tania) yang mengunggah video viral anak 4 tahun jalani acara tunangan. Ia mengaku merekam sendiri dan menyaksikan acara tunangan anak usia empat tahun itu.

"Namanya Fika (anak yang tunangan). Usia empat tahun, itu acara tunangannya," ungkap Tania kepada Wolipop, Jumat (26/8/2022).

Acara tunangan itu diadakan di Bangkalan, Madura. Video tunangan itu ia rekam pada minggu lalu. Menurutnya, tunangan di usia anak-anak sudah menjadi tradisi di daerahnya. Tania mengatakan, di Bangkalan, Madura ada tradisi menjodohkan anak sejak kecil.

"Fika dijodohin sama anak usia lima tahun, nggak gimana-gimana, biasa. Kalau tradisi Madura banyak dijodohkan dari usia kecil. Kalau jodoh bisa sampai dewasa," tukasnya.

Sosiolog buka-bukaan soal tradisi ini. Baca halaman selanjutnya!

Masih Jadi Tradisi Masyarakat Madura

Menanggapi hal ini, Dosen Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Dr. Mutmainnah, S.Sos. M.Si, membenarkan adanya kebiasaan tersebut. Bahkan, masih dianggap tradisi sebagian kecil masyarakat di Bangkalan.

"Harus diakui memang pertunangan dini ini masih menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat di Bangkalan. Ini biasanya dilakukan oleh mereka dengan latar belakang pendidikan rendah, khususnya yang tinggal di pedalaman desa," kata Mutmainnah kepada detikJatim, Rabu (31/8/2022).

Kendati demikian, Mutmainnah menyebut, kebiasaan ini sudah berangsur hilang. Sebab, kebiasaan tersebut tidak relevan dengan kondisi masyarakat yang mulai sadar pentingnya pendidikan. Bagi sebagian masyarakat. pertunangan ini dianggap sepihak, atau lebih kepada kepentingan antarsesama orangtua.

"Selain dorongan menjalankan kebiasaan atau tradisi, pertunangan usia dini ini disebabkan beberapa faktor. Diantaranya untuk mempererat kekerabatan hingga dorongan piutang keluarga," ungkapnya.

Banyak Hubungan Tak Bertahan hingga Pernikahan

Namun, Mutmainnah menyebut, hanya sedikit pertunangan dini yang berumur panjang hingga melangkah ke jenjang pernikahan. Kebanyakan, pertunangan dini ini kandas ketika mereka sudah mulai dewasa dan bisa menentukan pilihan. Bahkan, beberapa diantaranya bubar setelah memasuki jenjang pernikahan.

"Banyak orang tua yang memaksakan diri melaksanakan pertunangan usia dini tersebut dengan alasan tradisi kebiasaan, namun di kemudian hari justru menjadi beban psikologis bagi anaknya saat beranjak dewasa dan menempuh pendidikan," kata Mutmainnah.

Identik dengan Endogami

Mutmainnah mengatakan, tradisi ini tidak hanya terjadi di Bangkalan, namun di hampir seluruh wilayah Madura. Biasanya, pertunangan dini identik dengan endogami atau perkawinan hingga pertalian antarsaudara. Ini untuk mempertahankan warisan.

Bahkan, tradisi ini tidak semata terjadi di kalangan dengan tingkat pendidikan rendah atau yang tinggal di daerah pelosok desa.

"Kalau di Sumenep pertunangan dini ini seringkali tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan, karena pelakunya kadang juga orang kota yang berpendidikan," kata Mutmainnah.

Mutmainnah mengatakan, di Sumenep pertunangan dini ini lebih identik dengan pertalian sedarah. Kebanyakan pertunangan dini di Sumenep dilakukan untuk mempererat kekerabatan.

"Ini tradisi mapolong tolang (mengumpulkan tulang) atau menjodohkan antaranggota keluarga, yang dalam istilah sosiologi disebut endogami agar kekerabatan bertambah kuat," ungkapnya.

Untuk Menyelamatkan Warisan

Endogami sendiri sebenarnya tidak hanya semata untuk mempererat hubungan kekeluargaan, tetapi menyelamatkan harta kekayaan atau warisan agar tidak jatuh ke tangan orang lain. Tradisi endogami kebanyakan bertahan sampai jenjang pernikahan, sekalipun tetap ada yang kandas sebelum menikah.

"Biasanya agar kekayaan dan kekuasaan tidak jatuh ke tangan pihak lain. Endogami ini ada yang berujung langgeng sampai dengan pernikahan, ada juga yang putus pertunangannya," tutur Mutmainnah.

Saran Sosiolog

Ia menilai, pertunangan anak di usia dini ini lebih baik dihindari ataupun dihilangkan. Sebab, lebih banyak menghadirkan dampak negatif daripada dampak positifnya.

Menurutnya, pertunangan akan mendorong percepatan pernikahan. Sehingga, jika pertunangan dilakukan di usia dini, maka praktis pernikahannya akan dilakukan di usia yang belum matang. Dengan demikian, pada usia tersebut, mereka tidak siap secara mental. Nah, jika mental tidak siap, maka akan membawa potensi perceraian menjadi tinggi.

"Ya kalau hemat saya, pertunangan dini ini perlu dihilangkan, sebab lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya. Ini tentu perlu kampanye yang masif dari semua pihak baik dari tokoh agama, pendidikan dan keluarga sangat diperlukan untuk membendung ini," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads