Heboh Lamaran Bocah 4 Tahun yang Jadi Tradisi Sebagian Warga Bangkalan

Heboh Lamaran Bocah 4 Tahun yang Jadi Tradisi Sebagian Warga Bangkalan

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 31 Agu 2022 18:22 WIB
Viral tunangan bangkalan
Viral bocah 4 tahun lamaran (Foto: Istimewa/TikTok @taniapesekcz)
Bangkalan -

Ada-ada saja. Bocah berusia 4 tahun tengah menjalani acara lamaran. Video yang terjadi di Bangkalan, Madura ini viral di media sosial TikTok. Ternyata, pengunggah video menyebut, lamaran pada bocah di Bangkalan memang sudah biasa. Bahkan, sosiolog mengatakan, hal ini merupakan tradisi di Madura.

Video anak kecil tunangan itu diunggah Tania lewat akun TikTok @taniapesekcz. Dia merekam seorang ibu-ibu berjalan sambil membawa aneka makanan yang sudah dibungkus rapi.

Dari video itu, diketahui bahwa anak kecil yang tunangan itu bernama Fika. Dia tampak duduk di depan halaman rumah dan ada seorang ibu yang menyematkan cincin di jarinya. Ibu itu juga mengalungkan selempang yang dibentuk dari uang kertas nominal Rp 5 ribu ke leher Fika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Happy engagement Fika ๐Ÿ˜š kecil sudah tunangan langgeng trus ya syang๐Ÿ–ค#fpyใ‚ท #viralvideo #madurabangkalan๐ŸŒน๐Ÿ’‹โค," tulis akun TikTok @taniapesekcz.

Sementara itu, Tim Wolipop sudah menghubungi Soleha (Tania) yang mengunggah video viral anak 4 tahun jalani acara tunangan. Ia mengaku merekam sendiri dan menyaksikan acara tunangan anak usia empat tahun itu.

ADVERTISEMENT

"Namanya Fika (anak yang tunangan). Usia empat tahun, itu acara tunangannya," ungkap Tania kepada Wolipop, Jumat (26/8/2022).

Wanita yang berusia 20 tahun ini mengungkapkan acara tunangan itu diadakan di Bangkalan, Madura. Video tunangan itu ia rekam pada minggu lalu. Menurutnya, tunangan di usia anak-anak sudah menjadi tradisi di daerahnya.

Video unggahannya viral di media sosial, ia pun menanggapi reaksi ketika membaca komentar warganet. "Banyak komentar yang aneh dan banyak yang menyinggung," ucapnya.

Tania mengatakan, di Bangkalan, Madura ada tradisi menjodohkan anak sejak kecil.
"Fika dijodohin sama anak usia lima tahun, nggak gimana-gimana, biasa. Kalau tradisi Madura banyak dijodohkan dari usia kecil. Kalau jodoh bisa sampai dewasa," tukasnya.

Menanggapi hal ini, Dosen Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Dr. Mutmainnah, S.Sos. M.Si, membenarkan adanya kebiasaan tersebut. Bahkan, masih dianggap tradisi sebagian kecil masyarakat di Bangkalan.

"Harus diakui memang pertunangan dini ini masih menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat di Bangkalan. Ini biasanya dilakukan oleh mereka dengan latar belakang pendidikan rendah, khususnya yang tinggal di pedalaman desa," kata Mutmainnah kepada detikJatim, Rabu (31/8/2022).

Kendati demikian, Mutmainnah menyebut, kebiasaan ini sudah berangsur hilang. Sebab, kebiasaan tersebut tidak relevan dengan kondisi masyarakat yang mulai sadar pentingnya pendidikan. Bagi sebagian masyarakat. pertunangan ini dianggap sepihak, atau lebih kepada kepentingan antarsesama orangtua.

"Selain dorongan menjalankan kebiasaan atau tradisi, pertunangan usia dini ini disebabkan beberapa faktor. Diantaranya untuk mempererat kekerabatan hingga dorongan piutang keluarga," ungkapnya.

Pertunangan sejak bocah banyak yang tak berlanjut sampai pelaminan, baca di halaman berikutnya!

Tak Banyak Pertunangan Dini yang Berlanjut ke Pelaminan

Namun, Mutmainnah menyebut, hanya sedikit pertunangan dini yang berumur panjang hingga melangkah ke jenjang pernikahan. Kebanyakan, pertunangan dini ini kandas ketika mereka sudah mulai dewasa dan bisa menentukan pilihan. Bahkan, beberapa diantaranya bubar setelah memasuki jenjang pernikahan.

"Banyak orang tua yang memaksakan diri melaksanakan pertunangan usia dini tersebut dengan alasan tradisi kebiasaan, namun di kemudian hari justru menjadi beban psikologis bagi anaknya saat beranjak dewasa dan menempuh pendidikan," kata Mutmainnah.

Mutmainnah menilai, pertunangan anak usia dini lebih baik dihindari atau dihilangkan. Sebab lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada dampak positifnya.

Menurutnya, pertunangan akan mendorong percepatan pernikahan. Sehingga jika pertunangan dilakukan di usia dini, maka praktis pernikahannya akan dilakukan di usia yang belum matang. Dengan demikian di usia tersebut, calon mempelai tidak siap secara mental. Nah, jika mental tidak siap, maka bisa membawa potensi perceraian menjadi tinggi.

"Ya kalau hemat saya, pertunangan dini ini perlu dihilangkan, sebab lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya. Ini tentu perlu kampanye yang masif dari semua pihak baik dari tokoh agama, pendidikan dan keluarga sangat diperlukan untuk membendung ini," tandasnya.

Hingga kini, video berdurasi 18 detik itu sudah ditonton lebih dari 10,4 juta kali. Sebagian warganet pun ikut bingung dan berkomentar.

"Ini cerita lengkap nya bagaimana?" bingung akun @Lawyer_Kim โš–.

"Kasihan gak sih dia masih kecil masa depan nya masih panjang gak tahu kedepannya dia pengen gimana tapi udah diikat gini๐Ÿ˜ญ sehat-sehat ya dek," ucap akun @๐ก๐š๐ซ๐ข๐ง๐Ÿ™‹.

"Tradisi Bangkalan ini lagi musim musimnya๐Ÿฅฐ," saut akun @Mar Fuah5771.

"Masih kecil belum tahu cinta-cintaan sudah dilamar๐Ÿ˜ญ," ucap akun @Rosda Kartika.

"Nanti kalau sudah besar mereka gak mau gimana,,??" tanya akun @Ifnul Saee689.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads