Berkah di Balik Mitos Gunung Pegat yang Dirasakan Warga

Berkah di Balik Mitos Gunung Pegat yang Dirasakan Warga

Eko Sudjarwo - detikJatim
Senin, 29 Agu 2022 18:34 WIB
Gunung Pegat diselimuti mitos yang jadi momok bagi pasangan hendak menikah. Mitosnya, mereka akan bercerai jika tak melepas ayam saat melewati gunung tersebut.
Gunung Pegat Lamongan/Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim
Lamongan -

Mitos Gunung Pegat ternyata membawa berkah bagi warga sekitar. Warga akan berebut ayam hidup yang dilempar atau dilepas pengendara saat melintas di gunung tersebut.

Biasanya, mereka yang melempar ayam hidup yakni sepasang kekasih yang hendak menikah. Mereka mencoba menangkal mitos Gunung Pegat.

Dalam mitos yang berkembang, sepasang kekasih yang hendak menikah diminta untuk melempar atau melepas ayam hidup, saat melintas di jalan yang membelah Gunung Pegat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika sepasang kekasih tersebut tidak melepas ayam hidup saat melintas, maka mitosnya, mereka akan bercerai atau pegat setelah menikah.

"Ayam yang dilepas itu biasanya akan jadi rebutan warga yang tinggal atau kebetulan sedang berada di lokasi itu," kata warga yang tinggal di sekitar Gunung Pegat, Lek Mat kepada detikJatim, Senin (29/8/2022).

ADVERTISEMENT

Ayam tersebut, menurut Mat, akan dipelihara kembali oleh orang yang bisa menangkapnya. Sebab, ayam-ayam yang dilepas tersebut biasanya lebih tahan penyakit.

"Ayam-ayam itu kata warga jadi lebih tahan penyakit," tambahnya.

Di Gunung Pegat yang ada di Desa Karangkembang, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan ini juga ada makam sesepuh desa yang dikenal warga dengan sebutan Mbah Buyut Kliteh. Dulu, warga desa kerap menggelar Nyadran setahun sekali yang diawali doa bersama.

"Cerita tentang Mbah Buyut Kliteh ini pun tidak ada yang tahu. Sejak dulu memang sudah ada dan kami menyebutnya Mbah Kliteh," kata warga lainnya, Mbah Poyo.

Kades Karangkembang Andri S mengatakan, dari Gunung Pegat juga ada sumber air resapan yang airnya disalurkan ke rumah-rumah warga. Sumber air bawah tanah ini memanfaatkan pompa air yang diambil dan disaring sedemikian rupa, untuk kemudian disalurkan ke rumah warga.

"Berkat sumber air dari Gunung Pegat ini, warga kami bisa menikmati air bersih," papar Andri.


Andri menambahkan, ada sekitar 650 warga yang sudah merasakan manfaat air bersih itu selama 15 tahun. Sebelumnya, untuk mendapatkan air bersih, mereka harus pergi jauh ke Babat atau ke desa lain.

"Alhamdulillah, sudah 650 warga yang teraliri air resapan ini, dan kita gratiskan untuk tempat atau fasilitas umum seperti musala, masjid atau sekolah," ucapnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ada 29 Saksi yang Diperiksa KPK Selama di Lamongan"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)


Hide Ads