Riwayat Gunung Pegat Lamongan dan Mitos Perceraian Pasangan yang Lewat

Riwayat Gunung Pegat Lamongan dan Mitos Perceraian Pasangan yang Lewat

Eko Sudjarwo - detikJatim
Sabtu, 27 Agu 2022 09:43 WIB
Gunung Pegat Lamongan
Gunung Pegat Lamongan. (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Bagi warga Lamongan dan sekitarnya di Jawa Timur, nama Gunung Pegat tidak asing lagi. Gunung yang tidak seperti umumnya gunung, karena hanya memiliki ketinggian sekitar 60 mdpl itu kental dengan mitos yang dipercaya masyarakat setempat. Mitos tentang pasangan yang baru menjajaki, berencana atau hendak melangsungkan pernikahan saat hendak melewati jalan yang membelah gunung tersebut.

Nama gunung itu tidak bisa dilepaskan dengan kata 'pegat' dalam Bahasa Jawa. Pegat dalam Bahasa Indonesia berarti 'cerai'. Mitosnya, orang yang hendak melangsungkan pernikahan dan melewati gunung pernikahannya kelak akan mengalami prahara berujung perceraian atau 'pegatan'. Kecuali bila sebelum melewati jalan yang melintasi gunung itu lebih dulu melepaskan ayam hidup.

"Ya mitos itu memang ada sudah lama dan kalau ditanya sejarahnya bagaimana hingga ada mitos itu? Ya tidak tahu. Karena dari dahulu juga sudah seperti itu," kata Supoyo, salah seorang sesepuh desa tempat Gunung Pegat berada yang akrab disapa Mbah Poyo kepada detikJatim, Sabtu (27/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya masyarakat sekitar, mitos ini juga dipercaya warga Lamongan lain dan juga warga dari wilayah yang berbatasan dengan Lamongan seperti Tuban, Bojonegoro, juga Jombang. Bahkan tak sedikit pasangan yang hendak menikah ketika harus melewati gunung ini sudah menyiapkan seekor atau beberapa ekor ayam untuk dilepaskan.

Gunung Pegat LamonganGunung Pegat Lamongan Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim

"Mitosnya, ketika kita akan melangsungkan pernikahan dan akan melewati jalan di Gunung Pegat itu memang kita harus melepaskan ayam," ujar Mbah Poyo.

ADVERTISEMENT

Mbah Poyo menyebutkan tidak ada ketentuan khusus soal ukuran ayam yang harus dilepas. Besar atau kecil yang penting ayam hidup yang siap dilepas. Mengenai sejak kapan mitos itu ada dirinya mengaku tidak tahu persisnya. Sebab, mitos itu sudah ada bahkan ketika dirinya masih kecil. Menurutnya, orang-orang tua terdahulu sudah menyebutkan mitos itu.

"Kalau sejarahnya sejak kapan mitos itu ada, sejak lama sudah ada mitos melepaskan ayam itu," tambahnya.

Pengakuan mereka yang melepaskan ayam di Gunung Pegat sebelum menikah. Baca di halaman selanjutnya.

Lebih Baik Kehilangan Ayam di Gunung Pegat daripada Rumah Tangga Pegatan

Mitos melepas ayam bagi pasangan yang harus melewati jalan Gunung Pegat sebelum menikah itu diakui Andri S. Ia adalah Kepala Desa Karangkembang tempat Gunung Pegat berada. Andri mengaku, dia sendiri saat hendak menikah dengan orang Madiun juga melepas ayam di sekitar sebelum melewati Gunung Pegat.

"Saya dulu juga melepaskan ayam di sana. Saya juga hanya menuruti apa kata orang-orang tua dulu," ungkapnya.

Hal yang sama diakui Torik, warga Bojonegoro yang menyebut bahwa ada beberapa tetangganya yang hendak melangsungkan pernikahan melepaskan ayam hidup saat hendak melewati jalan di Gunung Pegat, Lamongan.

Bagi pasangan itu, kata Torik, lebih baik kehilangan ayam daripada kehilangan anggota keluarga atau pernikahan mereka kelak harus berujung pada perceraian atau pegatan.

"Tetangga saya yang akan melangsungkan pernikahan dan harus lewat jalan ini. Dulu juga melepaskan ayam," katanya.

Mitos melepaskan ayam ini juga diakui warga yang tinggal di sekitar jalan yang ada di Gunung Pegat. Pada bulan-bulan ketika banyak hajatan, banyak rombongan pengantin yang melepas ayam sesaat sebelum melewati jalur gunung pegat.

Kalau tidak membawa, ada rombongan yang mencari jalan alternatif lain demi tidak melalui kawasan Gunung Pegat. Misalnya dengan memutar cukup jauh lewat Bojonegoro atau Lamongan.

"Bagi yang tidak ingin lewat jalur ini biasanya mereka memutar cukup jauh," kata salah satu warga.

Tidak ada ritual khusus ketika melepas ayam di gunung pegat ini. Ayam itu hanya dilepaskan begitu saja di tepian jalan agar tidak tertabrak kendaraan yang sedang melaju. Meski mitos di gunung itu sangat kental, namun semua kembali pada pribadi masing-masing.

Begitu mitos yang mengitari keberadaan Gunung Pegat di Dusun Karangasem, Desa Karangkembang, Kecamatan Babat. Apakah Anda termasuk yang percaya dan mengikuti syarat yang disebut dalam mitos tersebut?

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ada 29 Saksi yang Diperiksa KPK Selama di Lamongan"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads