Ini Dia Tiga Pusaka Ponorogo yang Dikirab Jelang 1 Suro

Ini Dia Tiga Pusaka Ponorogo yang Dikirab Jelang 1 Suro

Charolin Pebrianti - detikJatim
Jumat, 29 Jul 2022 20:58 WIB
Kirab 1 Suro
Foto: Pemkab Ponorogo
Ponorogo -

Salah satu rangkaian acara Grebeg Suro 2022, ada kirab pusaka. Pusaka yang dikirab adalah Payung Songsong Tunggul Wulung, Tombak Tunggul Nogo dan Sabuk Angin Cinde Puspito.

Malam sebelumnya, ketiga pusaka dibedol dari rumah dinas Pringgitan ke Makam Batoro Katong, Setono Jenangan. Bedol pusaka ini sebagai simbol memperingati perpindahan pemerintahan Ponorogo yang dulu berada di Kota Lama di Kelurahan Setono.

Dulu, Pemerintahan Ponorogo ada tiga, Pemerintahan Tajug, Bantarangin dan Pedaten. Lalu dijadikan satu, saat pemerintahan dipindah ke Kota Baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian dikirab, dibawa kembali ke Kota Baru. Sebagai simbol pemerintahan Ponorogo berpusat di Kota Baru (Tengah), di rumah Dinas Bupati, Pringgitan.

Ketiga pusaka tersebut diarak mulai pukul 13.00 WIB, berangkat dari Makam Batoro Katong menuju Paseban Alun-alun Ponorogo. Acara tersebut diikuti arak-arakan para pejabat daerah mulai dari Bupati hingga jajarannya.

ADVERTISEMENT

Sepanjang jarak lima kilometer, para pemimpin Ponorogo tersebut berbagi apuah atau berkah dari Bupati dan rombongan yang mengendarai kereta kencana. Ada yang membagikan permen atau jajanan kecil.

Sepanjang jalan di jalur arak-arakan, masyarakat Bumi Reog antusias menyaksikan kirab pusaka. Mereka rela melawan terik matahari demi bisa menyaksikan iring-iringan dari dekat.

Sampai di Paseban Alun-alun, tiga pusaka dijamas (dimandikan, red). Tombak dan payung pada bagian ujung dijamas dengan air bunga telon dan air yang diambil dari 7 sumber di Ponorogo, seperti Tegalsari, Katongan, Umar Sodiq, Karangtalok, Imam Puro Danyang, Masjid Agung dan RRMA Tjokronegoro.

Usai dijamas, pusaka dikembalikan bersama Cinde untuk disemayamkan di dalam Kantor Bupati Ponorogo. Sedangkan air sisa jamasan langsung diperebutkan ribuan warga Ponorogo.

Air ini diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit, awet muda, gampang jodoh serta bisa menaikkan pangkat dan derajat bagi para pejabat. Tidak hanya air jamasan, tumpeng purak pun jadi rebutan warga yang melihat acara ini secara langsung.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan acara ini sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi COVID-19. Kini dia berharap momen ini sebagai kaca Benggala meninggalkan yang buruk demi tahun baru Islam yang lebih baik.

"Ini menjadi kaca Benggala meninggalkan lalu yang kurang baik, tahun Muharam ini menjadi lebih baik, bergandeng erat, bergerak cepat, Ponorogo hebat," tutur Giri kepada wartawan, Jumat (29/7/2022).

Menurutnya, kirab lintas sejarah ini untuk mampu mengingat leluhur agar kembali berdoa sekaligus spirit Rasullullah untuk hijrah. Hijrah tidak hanya fisik tapi juga mental.

"Ini tahun hijrah, hijrah dari tidak hanya fisik, mindset, peradaban, hijrah pembangunan. Mudah-mudahan Ponorogo lebih baik semoga tidak sekedar happy-happy saja, tapi kami punya pesan hijrah lebih baik, Ponorogo hebat, Ponorogo lebih baik," imbuh Giri.

Salah satu pengunjung, Pujiati dari Desa Turi, Kecamatan Jetis pun tampak antusias ikut purak tumpeng di depan Paseban Alun-Alun Ponorogo.

"Dapat beberapa sayur, buat dimasak. Biar dapat berkah," pungkas Pujiati.




(fhs/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads