Berbagai cara dilakukan untuk melestarikan kitab-kitab kuno. Salah satunya seperti yang dilakukan Lamongan yang mengalih aksara dan mengalihbahasakan isi kitab salah satu kitab tua koleksi Museum Sunan Drajat, yaitu Kitab Amjah. Kini, kitab amjah berbahasa Indonesia pun telah terwujud.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Siti Rubikah mengungkapkan, upaya untuk alih bahasa dan alih aksara kitab amjah ini dimulai sejak 8 April 2021 lalu yang dilakukan agar memudahkan para peminat, khususnya generasi milenial untuk membaca kitab ini. Upaya ini, menurut Rubikah, diawali dengan melakukan kajian dan penelitian awal untuk mengetahui kondisi naskah dan teks, alih aksara dan bahasa, serta nilai penting naskah.
"Langkah awal mengalalihaksarakan dan mengalihbahasakan kitab Amjah ini dilakukan dengan membuat kajian terhadap kitab kuno dengan melibatkan tim ahli dari perguruan tinggi," kata Siti Rubikah kepada detikJatim, Kamis (23/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rubikah mengungkapkan kajian terhadap kondisi naskah dan nilai ini penting karena berkorelasi pada kebutuhan atau sebagai acuan konservasi dan upaya penyelamatan fisik naskah. Sementara, kajian alih aksara dan bahasa, dapat memberikan manfaat besar dalam pengetahuan tentang isi naskah, sebagai salah satu sumber pengetahuan tentang masa lampau.
"Kajian sekaligus alih aksara dan bahasa Kitab Amjah ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait naskah-naskah koleksi Museum Sunan Drajat secara mendalam bagi pengunjung Museum Sunan Drajat," ungkapnya.
Dengan tuntasnya kajian serta alih aksara dan bahasa, lanjut Rubikah, kini masyarakat dan terutama generasi muda bisa membaca isi manuskrip kisah 25 nabil yang tersaji dalam Bahasa Indonesia. Pengejawantahan kitab amjah ke dalam bahasa Indonesia ini, imbuh Rubikah, juga sebagai salah satu bentuk pelestarian warisan budaya bendawi, sekaligus memberikan referensi pengetahuan dasar tentang isi dan nilai penting naskah koleksi Museum Sunan Drajat, bagi peneliti lanjutan yang akan mengkaji dalam perspektif berbeda.
"Bagi yang berminat untuk membaca naskah kuno koleksi Museum Sunan Drajat ini bisa meminjam di Disparbud Lamongan," tambahnya.
Kitab Amjah yang merupakan salah satu koleksi kitab kuno di Museum Sunan Drajat ini juga tercatat dengan nama Layang Ambiya. Naskah aslinya ditulis menggunakan tinta berwarna hitam dengan kertas berbahan daluang.
Naskah kuno ini terdiri dari 302 halaman dan tidak memiliki penomoran halaman. Masing-masing halaman terdiri dari 19 baris tanpa bidang bingkai teks. Tiap larik atau baris diakhiri dengan tanda lingkaran menggunakan tinta merah tanpa iluminasi.
"Teks menggunakan Aksara Pegon dan Bahasa Jawa. Kondisi teks tidak utuh dan beberapa isi teks tidak dapat dibaca karena korosi tinta. Teks Layang Ambiya inj berbentuk tembang macapat, yang berisi kisah para nabi dalam Agama Islam. Diawali dari kisah Nabi Adam hingga Nabi Muhammad," pungkas Rubikah.
Seperti diketahui, pada 8 April 2021 lalu Disparbud Lamongan mulai melakukan kajian terhadap Kitab Amjah, naskah kuno yang tersimpan di Museum Sunan Drajat. Kajian ini difokuskan mengalih aksara dan mengalihbahasakan isinya.
(iwd/iwd)