Kelompok wayang potehi Fu He An mendapatkan undangan untuk berpentas di Tong-Tong Fair & Festival Den Haag, Belanda. Sayangnya, kelompok kesenian asal Gudo, Jombang ini kesulitan dana untuk terbang ke Negeri Kincir Angin awal September nanti.
Undangan tersebut datang dari Yayasan Stichting Tong-Tong, Den Haag, Belanda. Surat undangan atas nama Manajer Hubungan Internasional Tong-Tong Fair, Amaud Kokosky Deforchaux itu dilayangkan Maret lalu.
Mereka meminta kelompok kesenian wayang potehi Fu He An untuk tampil di Sanggar Tong dalam gelaran Tong-Tong Fair & Festival ke-62 pada 1-11 September 2022. Fu He An sendiri bermarkas di Museum Potehi Gudo, Jalan Raya Wangkal, Dusun Tukangan, Desa/Kecamatan Gudo, Jombang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tong-Tong Fair & Festival merupakan perpaduan festival budaya, pameran dan food fest. Selama 11 hari Tong-Tong Festival, 200 seni dan budaya dari Eurasia, Asia Tenggara dan Pasifik dipentaskan di 4 panggung agar dikenal masyarakat Belanda. Festival ini menempati lahan 20 ribu meter persegi dengan rata-rata pengunjung 80 ribu orang.
"Awalnya saya ditelepon teman saya dari Yogyakarta namanya Anton (Dr Antonius Suparno). Ia termasuk tim Tong-Tong Fair yang ditunjuk Belanda. Ia peneliti potehi, pernah kuliah di Belanda," kata Pimpinan Paguyuban Wayang Potehi Fu He An, Toni Harsono kepada wartawan di markasnya, Minggu (12/6/2022).
![]() |
Tampil di festival seni dan budaya kelas internasional menjadi kebanggaan bagi kelompok kesenian wayang potehi Fu He An. Seperti saat mereka tampil di Taiwan dan Jepang 2014 silam. Menurut Toni, Pemkab Jombang juga berkesempatan untuk memamerkan produk-produk unggulan di Tong-Tong Fair.
Undangan pementasan tersebut, lanjut Toni, bukan pertama kalinya. Kelompok Fu He An dua kali diundang untuk pentas di acara yang sama di Den Haag Belanda sekitar 4 tahun lalu. Namun, saat itu kelompok kesenian wayang potehi tersebut tidak bisa berangkat lantaran tidak mempunyai biaya.
Persoalan yang sama dihadapi kelompok kesenian wayang potehi Fu He An tahun ini. Menurut Toni, pihaknya tidak mempunyai biaya untuk berangkat ke Tong-Tong Fair and Festival di Den Haag, Belanda. Untuk memberangkatkan 9 kru saja, ia membutuhkan sekitar Rp 350 juta.
"Untuk memberangkatkan 9 orang itu butuh dana sekitar Rp 350 juta. Karena di sana hampir 2 minggu, untuk makan, hotel, tiket pesawat. Di sana kami hanya diberi dana 2000 euro untuk makan," jelasnya.
Toni mengaku telah meminta bantuan dari Bupati Jombang, Mundjidah Wahab. Namun, sampai saat ini Pemkab Jombang belum memberikan kabar akan membiayai keberangkatan kelompok wayang potehi Fu He An atau tidak.
"Karena menunggu Pemkab Jombang belum ada kejelasan, kami minta tolong ke para pengusaha dan komunitas Tionghoa. Harapan kami mereka membantu," terangnya.
Selain itu, Toni dan kelompok keseniannya juga akan berpentas di sejumlah klenteng di Semarang, Jateng. Untuk sekali pementasan, ia memasang tarif Rp 5 juta. Dana yang terkumpul untuk biaya ke Den Haag, Belanda.
"Harapan kami kondisi seperti ini pemerintah membantu. (Kalau tidak ada dana?) Ya berarti gagal lagi," ujarnya.
Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Dian Yunita Sari mengaku telah menjalin pembicaraan tidak resmi dengan Toni melalui anak buahnya. Sejauh ini pihaknya tidak bisa memastikan ada atau tidaknya bantuan dari Pemkab Jombang untuk pementasan kelompok wayang potehi Fu He An di Tong-Tong Fair and Festival.
"Kami tidak bisa jawab. Masalahnya kalau saya baca surat undangannya kepada bupati, kami tidak dapat disposisi surat. Kami tidak berani berstatemen dan ambil sikap karena tidak ada perintah maupun disposisi," tandasnya.
(iwd/iwd)