Surabaya -
Masyarakat Kota Surabaya tentu tak asing dengan Pasar Atom. Namun, tak banyak yang tahu, pusat perbelanjaan legendaris di Surabaya ini dulunya memiliki gedung bioskop yang digandrungi anak muda pada masanya.
Pasar Atom merupakan satu dari sekian pusat perbelanjaan yang ada di Kota Pahlawan. Letaknya, berada di Jalan Bunguran, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya. Layaknya mal dan pusat perbelanjaan lain, di sana ada beragam stan. Mulai dari menjajakan pakaian, smartphone, hingga makanan.
Namun, siapa sangka, ada bioskop yang dulu berada di dalam Pasar Atom. Bioskop ini letaknya berada di lantai 3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika detikJatim berada di lokasi, bekas bioskop itu telah beralih fungsi. Tempat yang tadinya digunakan untuk selasar, ruang tunggu, hingga ruang bioskop, sudah berubah menjadi stan pakaian.
Hal ini dibenarkan Vice Marketing Manager PT Prosam Plano Pasar Atom dan Pasar Atom Mall Surabaya, Eunice Sutandio. Bahkan, ia sempat menyampaikan pengalamannya menonton bioskop bernama Odeon itu.
"Pas saya muda dulu, pernah nonton sekitar tahun 1990 sampai 1993, itu pas saya SMA, sering nonton sama teman-teman sampai saya sempat bawa pakaian ganti juga kok," kata Eunice saat ditemui detikJatim, Sabtu (11/6/2022).
Eunice menjelaskan, ada beragam film yang disuguhkan di bioskop dengan tipe A kala itu. Mulai dari lokal, mandarin, hingga hollywood.
"Itu (Bioskop Odeon) Tipe A ya, karena saat film diputar di semua 21, tapi tidak berbarengan diputar, selisih 2 sampai 3 hari baru tayang di situ. Kursinya bisa dilipat, tapi bukan sofa. Kalau kita berdiri, bantalannya akan menutup sendiri," ujarnya.
Wanita yang tinggal di Wiyung, Surabaya itu menuturkan, karena lokasinya yang berada dalam mal, konsepnya serupa dengan sineplek. Seperti bioskop Wijaya. Sebab, ketika masa kejayaannya kala itu, ada para penjual makanan, souvenir, hingga merchandise bintang film di sekitaran bioskop.
"Lokasinya ya di sini, di lantai 3 ini. Kalau dulu, paling atas sendiri, sekarang kan atasnya sudah digunakan untuk foodcourt, kalau lokasi bioskopnya bisa dilihat sendiri, sekarang ya sudah jadi stan pakaian seperti ini," tuturnya.
Eunice menyatakan, penutupan bioskop berlangsung sekitar tahun 1990-an menuju 2000. Bioskop terpaksa ditutup karena sudah sepi peminat dan tidak beroperasi lagi.
Menurutnya, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi penutupan Odeon. Mulai dari ketatnya persaingan bisnis bioskop, hingga tak bisa mengikuti perkembangan zaman.
"Ya mungkin karena persaingan semakin banyak, apalagi operasionalnya dulu sampai 16.00 WIB saja, mungkin waktunya pendek ya untuk nonton, ya mungkin hanya 1 sampai 2 film saja, selain itu banyak pesaing yang lebih bagus dan baru, lalu ditutup dan dialih fungsi ke stan. Saya masuk di sini 2002 sudah berbentuk stan khusus aksesoris HP dan VCD," katanya.
Hal senada disampaikan pengamat bioskop di Surabaya, Dhahana Adi Pungkas. Menurutnya, bioskop di Pasar Atom itu bukanlah satu-satunya di kawasan Pabean Cantian.
Namun, ia meyakini, kala itu masih digandrungi entis Tionghoa yang hendak menonton film mandarin dan hollywood.
"Didominasi chinese, rata-rata film chinese atau mandarin, nah bioskop di sekitar situ juga banyak bioskop yang menyuguhkan film Tionghoa, tapi ada film Hollywood, tapi bukan box office ya. Tapi sekali lagi, bukan berarti film di sana (Odeon) kacangan juga," tutupnya.