Antusias Warga Gelar Sedekah Bumi di Telaga Lamongan Usai 2 Tahun Vakum

Antusias Warga Gelar Sedekah Bumi di Telaga Lamongan Usai 2 Tahun Vakum

Eko Sudjarwo - detikJatim
Jumat, 03 Jun 2022 13:44 WIB
Sedekah Bumi di Telaga di Lamongan
Ritual Sedekah Bumi di sendang Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Tak seperti biasanya, ratusan warga Desa Kedungsari, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, usai salat subuh berduyun-duyun mendatangi sendang atau telaga dan tempat ibadah setempat.

Rupanya, mereka menggelar adat istiadat lokal yang masih dipertahankan hingga kini. Warga melakukan prosesi sedekah bumi yang dilakukan turun temurun sejak dari nenek moyang, namun sempat terhenti karena pandemi.

Dari pantauan detikJatim, warga secara beriringan membawa nampan yang berisi makanan dan jajanan untuk dibawa ke sendang. Apalagi sejak pandemi 2 tahun lalu, tidak ada sedekah bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah tradisi setiap tahun kami menggelar sedekah bumi ini, tapi sempat terhenti akibat pandemi 2 tahun lalu. Dan baru sekarang ini kita adakan lagi dengan titik kumpul di sendang," kata Kades Kedungsari Sulkan saat berbincang dengan wartawan usai acara, Jumat (3/6/2022).

Tradisi sedekah bumi ini, menurut Sulkan, dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan hasil bumi warga. Masyarakat mempersiapkan diri dan beriringan membawa ambeng, tumpeng dan makanan untuk dibawa ke sendang atau telaga desa setempat.

ADVERTISEMENT

"Selain menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan, kegiatan ini juga dilakukan untuk memupuk rasa kerukunan antar masyarakat," ujarnya.

Nampan berisi jajanan dan makanan yang dibawa di telaga desa ini kemudian ditaruh mengelilingi telaga. Setelah semua warga duduk mengelilingi telaga, nampan dan warga kemudian membawa ke masjid untuk berdoa bersama yang kemudian dilanjutkan makan bersama serta saling berbagi.

Sedekah Bumi di Telaga di LamonganSedekah Bumi di tempat ibadah Lamongan/ Foto: Eko Sudjarwo

Tak jarang, warga desa yang tinggal jauh dari desa atau merantau juga pulang untuk sekadar mengikuti tradisi sedekah bumi ini.

"Sudah tradisi sebagai ungkapan rasa syukur kami atas hasil panen kami selama setahun ini," imbuhnya.

Pemerhati Budaya Lamongan Navis Abdul Rauf mengungkapkan, upacara sedekah bumi ini biasanya ditandai dengan pesta rakyat yang digelar di balai desa atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat.

"Kearifan lokal adat istiadat yang tetap bertahan di beberapa desa di Lamongan, salah satunya memang sedekah bumi ini," ungkap Navis.

Hanya saja, terang Navis, kegiatan sedekah bumi di Kendangsari ini tergolong sangat unik. Pasalnya, kegiatan atau prosesi sedekah buminya dilakukan di 2 tempat yaitu, di Telaga Desa dan selanjutnya dibawa di masjid desa setempat biasanya digelar pada hari Jumat dengan hari pasaran tertentu usai semua warga panen.

"Kalau biasanya di tempat lain di makam ataupun di tempat-tempat keramat lainnya, di desa ini digelar di sendang," akunya.

Mengapa digelar di telaga atau yang dalam bahasa Jawa disebut dengan Kedung, Navis menyebut jika dimungkinkan hal itu berkaitan dengan asal usul desa yang memang berkaitan dengan kedung atau telaga sehingga sedekah bumi digelar di telaga.

"Jika dilihat dari penamaan dusun maupun desa di wilayah tersebut kebanyakan diawali dengan toponim Kedung yang menurut KBBI artinya adalah lubuk atau bagian sungai yang terbendung," paparnya.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads