Petani Trenggalek Berebut Kepala Kerbau yang Dilarung di Dam Bagong

Petani Trenggalek Berebut Kepala Kerbau yang Dilarung di Dam Bagong

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 03 Jun 2022 13:15 WIB
Larung kepala kerbau di Dam Bagong, Trenggalek.
Larung kepala kerbau di Dam Bagong Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Para petani di Kecamatan/Kabupaten Trenggalek mengelar upacara adat larung kepala kerbau di kawasan Dam Bagong. Tradisi ini merupakan penghormatan atas jasa Ki Ageng Menak Sopal yang telah membangun dam tersebut.

Rangkaian upacara adat itu diawali dengan kirab kepala kerbau dan tumpeng agung dari kawasan kampung menuju makam kompleks Makam Bagong, di Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.

Selanjutnya sejumlah petani bersama tokoh desa dan kepala daerah menggelar ziarah makam Ki Ageng Menak Sopal. Kemudian, potongan kepala kerbau beserta kulit dan tulang kerbau bule itu dibawa ke Dam Bagong untuk proses pelarungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah warga yang telah bersiaga di bagian bawah dam langsung menceburkan diri ke sungai untuk memburu dan berebut kepala kerbau yang dilarung.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan upacara adat ini merupakan tradisi turun temurun yang telah dilakukan masyarakat. Larung itu adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sekaligus sedekah petani.

ADVERTISEMENT

"Ini mengingat perjuangan dari Ki Ageng Menak Sopal membangun Dam Bagong, sehingga bisa mengairi sawa di Kecamatan Trenggalek sampai Pogalan. Tradisi digelar bukan karena mistisnya," kata Mochamad Nur Arifin, Jumat (3/6/2022).

Larung kepala kerbau di Dam Bagong, Trenggalek.Larung kepala kerbau di Dam Bagong, Trenggalek. Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

Dalam cerita turun-temurun potongan kepala kerbau itu merupakan simbol dari pengorbanan, sekaligus pengganti kepala gajah putih, yang konon digunakan untuk sesaji proses pembangunan dam.

Pada cerita itu, proses pembangunan Dam Bagong oleh Ki Ageng Menak Sopal mengalami sejumlah hambatan. Atas saran dari gurunya ia pun diminta mengurbankan seekor gajah putih untuk sesaji.

"Kalau sekarang yang menarik adalah proses rebutan kepala kerbau, ini menjadi destinasi wisata adat," jelasnya.

Sementara itu salah seorang warga yang berhasil mendapat kepala kerbau Fajar Pratama mengaku rutin mengikuti aksi rebutan.

"Saya setiap tahun ikut dan sudah dapat kepala kerbau empat kali," kata Fajar.

Menurutnya potongan kepala kerbau itu akan dimasak dan dimakan bersama sejumlah rekannya. Warga berharap Dam Bagong dapat terus berfungsi untuk mengairi lahan persawahan.




(dpe/fat)


Hide Ads