Buah Maja Cikal Bakal Nama Majapahit, Pohonnya Ada di Lamongan

Buah Maja Cikal Bakal Nama Majapahit, Pohonnya Ada di Lamongan

Eko Sudjarwo - detikJatim
Jumat, 27 Mei 2022 05:31 WIB
buah maja di situs nyi andongsari
Buah Maja (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Nama Majapahit tak asing di telinga sebagian orang. Tahukah Anda jika nama kerajaan ini diambil dari buah Maja? Ya, buah Maja merupakan buah yang rasanya pahit. Sampai saat ini, Anda bisa menemukan buah tersebut. Salah satunya di Lamongan. Tepatnya di Gunung Ratu, Dusun Cancing, Desa Sendangrejo, Ngimbang, Lamongan.

Puncak bukit Gunung Ratu memiliki sebuah situs yang diyakini sebagai makam Nyi Andong Sari. Dia adalah ibunda dari Mahapatih Gajah Mada, sosok yang memiliki peran penting di Kerajaan Majapahit. Jika pergi ke sana, Anda akan menemukan buah Maja. Buah inilah yang diabadikan menjadi nama kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara itu.

Kondisi pohon buah Maja di situs Gunung Ratu masih terawat dan berbuah. Rasa buahnya pun pahit, seperti yang diyakini selama ini. Konon, tanaman ini juga dianggap sebagai satu-satunya Pohon Maja di Lamongan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada satu pohon Maja yang berada di depan situs, hari-hari ini juga sedang berbuah," kata pengamat budaya Lamongan, Rudi Herlambang saat berbincang dengan detikJatim,Jumat (27/5/2022).

Rudi mengatakan bahwa sebagian orang menyamakan buah Maja ini dengan Berenuk, padahal keduanya berbeda. Menurut dia, buah Maja saat diremas akan mengeluarkan aroma khas jeruk-jerukan, sedangkan remasan daging buah berenuk mengeluarkan aroma tidak sedap.

ADVERTISEMENT

"Bentuk daun Maja terdiri dari 3 anak daun yang membentuk seperti trisula dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan daun Berenuk berbentuk tunggal dengan ukuran yang lebih lebar," imbuh dia.

Senada dengan Rudi, Arkeolog dari BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho juga mengatakan bahwa buah Maja kerap disalahartikan dengan buah Berenuk. Menurut dia, ukuran buah Maja juga berbeda dengan Berenuk.

"Ukuran buah Maja paling besar sekitar 12 cm, kalau Berenuk bisa sampai 25 cm," ungkap Wicaksono.

Wicaksono menambahkan, pohon Maja dulunya kerap ditemukan pada situs-situs kuno yang berkaitan dengan masa Majapahit. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak tahu fungsinya, sehingga banyak yang ditebangi.

Terkait situs Gunung Ratu, temuan arkeologis menguatkan bahwa lokasi itu merupakan peninggalan masa Majapahit. Diperkuat dengan temuan dimensi bata yang tebalnya 5 cm dan beberapa pecahan keramik di sekitar lokasi yang diyakini berasal dari masa dinasti Yuan.

"Di dekat lokasi ini juga ditemukan sebuah prasasti Sendangrejo," jelasnya.

Namun, makam yang diyakini sebagai makam ibunda Gajahmada di Gunung Ratu belum dipastikan kebenarannya. Sebab, belum ditemukan bukti arkeologis yang mendukungnya.

"Harusnya bisa diuji kebenarannya dengan mencari bukti pendukung secara arkeologis," imbuh Wicaksono.

Situs Gunung Ratu kini tengah dipugar. Harapannya, situs ini bisa menjadi wisata religi dan mampu mewakili sejarah Kerajaan Majapahit.

"Kami usahakan untuk terus dirangkai dan rekontruksi. Termasuk peninggalan-peninggalan lain dari masa yang lampau yang terdapat di Kabupaten Lamongan ini," terang Bupati Lamongan Yuhronur Effendi.




(hse/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads