Wasiat Sunan Giri Jadi Sumber Tanggal Hari Jadi Kabupaten Lamongan

Wasiat Sunan Giri Jadi Sumber Tanggal Hari Jadi Kabupaten Lamongan

Eko Sudjarwo - detikJatim
Kamis, 26 Mei 2022 20:00 WIB
makam mbah lamong
Bupati Lamongan Pak Yes (kiri) melaksanakan tabur bunga di makam leluhur Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Sebagian daerah di Indonesia menetapkan hari jadinya berdasar sumber prasasti atau candi. Namun, penetapan Hari Jadi Lamongan (HJL) bersumber dari buku wasiat Sunan Giri.

Hal itu dibenarkan oleh Kabag Prokopim Pemkab Lamongan Arif Bachtiar. Menurut dia, buku wasiat Sunan Giri ditulis tangan dalam huruf Jawa kuno. Kini, buku ini disimpan oleh juru kunci makam giri di Gresik.

"Dalam buku wasiat tersebut tertulis bahwa diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung tahun 976 H," ujar Arif di sela-sela acara tabur bunga dan ziarah makam leluhur Lamongan, Kamis (26/5/2022).

Penelusuran berlanjut untuk menemukan kepastian tanggalnya. Ditemukanlah bahwa wisuda tersebut terjadi pada Hari Kamis Pahing, 10 Dzulhijjah 976 H atau bertepatan dengan 26 Mei 1569 M.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hadi atau Mbah Lamong atau juga disebut Tumenggung Surajaya ini merupakan santri Giri yang terampil, cakap, dan menguasai ajaran agama Islam serta seluk beluk pemerintahan. Sunan Giri menunjuknya untuk menyebarkan ajaran agama, mengatur pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di Kawasan Kenduruan," papar Arif.

Usaha Hadi dalam mengemban tugas dari Sunan Giri berjalan lancar dan mudah dan atas keberhasilannya itu. Karenanya, Hadi mendapat julukan Lamong yang artinya among (ngemong) yang baik atau pengayom warga. Hadi kemudian dinobatkan sebagai Adipati pertama dengan gelar Tumenggung Surajaya.

ADVERTISEMENT

"Sunan Giri IV atau Sunan Prapen juga mengumumkan wilayah Kranggan Lamongan menjadi Kadipaten Lamongan," jelas Arif.

Menjelang puncak acara Peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) yang ke 453 tahun, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi didampingi Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf dan jajaran Forkopimda Lamongan melaksanakan ziarah leluhur. Yakni di makam Mbah Sabilan, Mbah Punuk, dan Mbah Lamong di Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan Lamongan.

"Tiga nama ini merupakan tokoh penting dalam sejarah Lamongan," tandas Arif.

Sementara, Bupati Lamongan Yuhronur Effendi berharap, napak tilas ini dapat menambah semangat dan spirit untuk menjadikan Lamongan sebagai wilayah yang berjaya. Yakni daerah yang dapat mempertahankan budaya, adat-istiadat, kegotong-royongan, dan kebersamaan.

"Tidak akan ada kejayaan tanpa perjuangan. Perjuangan tersebut harus dijadikan sebuah komitmen untuk bersama berkolaborasi menjadikan Lamongan yang jaya," pungkas pria yang akrab disapa Pak Yes itu.




(hse/fat)


Hide Ads