Mengupas Sejarah Monumen Tank dan Meriam di Kabupaten Madiun

Mengupas Sejarah Monumen Tank dan Meriam di Kabupaten Madiun

Sugeng Harianto - detikJatim
Kamis, 26 Mei 2022 06:30 WIB
monumen tank simpang empat dumpil
Monumen tank di Simpang Dumpil, Madiun (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Madiun -

Sebagian orang yang pernah mengunjungi atau sekadar melintas di Kabupaten Madiun pasti pernah melihat 2 monumen di Simpang Empat Dumpil, Gerbang Tol Madiun. Kedua monumen itu adalah tank dan meriam yang bersejarah karena pernah digunakan saat perang.

Monumen itu adalah Tank Amfibi PT-76 dan Meriam M-30 Howitzer. Keduanya dijadikan tetenger baru Kabupaten Madiun.

"Dua tank ini bisa jadi tetenger atau tanda pengendara masuk Kabupaten Madiun. Sengaja ditempatkan di sana karena Simpang Dumpil jadi pintu masuk Kabupaten Madiun dari Tol Trans Jawa lewat Gerbang Tol Madiun," ujar Bupati Madiun Ahmad Dawami kepada detikJatim, Selasa (24/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Tank tersebut merupakan hibah TNI-Angkatan Laut (TNI-AL) yang diserahkan langsung oleh Kepala Staf TNI-AL Laksamana TNI Yudo Margono. Yakni pada 17 Januari 2022. Kedua alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia (alutsista) itu dihibahkan karena TNI AL telah memiliki alat perang pengganti yang terbaru dan lebih canggih.

Menurut dia, Tank Amfibi PT-76 merupakan kendaraan lapis baja buatan Uni Soviet tahun 1951. Serta berjasa dalam berbagai perang di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Tank Amfibi PT-76 buatan Uni Soviet, masuk di TNI AL pada tahun 1964. Tank ini berjasa dalam Operasi Dwikora, Seroja, hingga Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh tahun 2002-2005," imbuh pria yang akrab disapa Kaji Mbing itu.

Sedangkan meriam M-30 Howitzer merupakan alat perang buatan Uni Soviet tahun 1939 yang memiliki kaliber 122 milimeter. Senjata ini mampu memukul lawan hingga jarak 11,8 km.

"Meriam ini juga pernah digunakan oleh korps Marinir dalam Operasi Trikora, Dwikora, dan Seroja," tutur Kaji Mbing.

Dia menambahkan, monumen alutsista TNI AL tersebut bisa menambah keindahan wilayah Kabupaten Madiun. Serta diharapkan bisa menanamkan nilai patriotisme, nasionalisme, dan heroisme perjuangan prajurit TNI AL pada masyarakat.

"Khususnya generasi muda," tukas Kaji Mbing.




(hse/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads