Bidik Momentum World Surfing League, UMKM Banyuwangi Bikin 2 Motif Batik

Bidik Momentum World Surfing League, UMKM Banyuwangi Bikin 2 Motif Batik

Ardian Fanani - detikJatim
Kamis, 12 Mei 2022 16:07 WIB
batik banyuwangi sambut wsl
Dedy menunjukkan motif Batik Geo Minapolitan Muncar (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Kompetisi selancar paling bergengsi dunia, World Surfing League (WSL) akan digelar pada Juni mendatang di Banyuwangi. Momentum itu dimanfaatkan pengrajin batik Banyuwangi menciptakan karya seni batik bertema Alas Purwo dan Muncar. Mereka berharap, agenda ini bisa mendongkrak sektor ekonomi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

Salah satunya Dedy Wahyu, pemilik Dewa Batik Banyuwangi. Dia menciptakan 2 motif batik baru, yakni Kesuwur Alas Kawitan dan Geo Minapolitan Muncar.Motif itu sengaja disiapkan untuk menyambut ajang internasional ini.

"Keberadaan even, apalagi tingkat internasional akan memberikan efek berganda. Karenanya, saya harus bisa membaca peluang. Nah, momentum ini saya terjemahkan dalam sebuah karya batik," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (12/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua motif batik ini diciptakan beberapa bulan lalu. Harapannya, kain batik itu bisa menjadi salah satu buah tangan bagi peserta ataupun mereka yang akan datang menyaksikan langsung WSL.

"WSL menjadi magnet untuk para peselancar di seluruh dunia untuk hadir di Banyuwangi. Ketika para peselancar dan wisatawan lainnya hadir di Banyuwangi, secara otomatis mereka juga membutuhkan sesuatu yang bisa dibeli untuk dijadikan kenangan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Dedy bercerita, motif batik Kesulur Alas Kawitan memaknai pesona luar biasa dari Taman Nasional Alas Purwo. Di sisi lain, Alaspurwo menjadi situs Geopark Ijen terlengkap.

"Sedangkan Situs Biologi diwakili dengan Keberadaan Hutan Bambu pada zona inti. Ditemukan paling tidak 10 jenis bambu, ada juga satwa Merak hijau dan Banteng Jawa. Motif ini juga terdapat objek peselancar yang sedang menikmati ombak di Pantai Plengkung," jelas Dedy saat menjelaskan motif batik Kesulur Alas Kawitan.

Sementara terkait motif Geo Minapolitan Muncar, Dedy mengabadikan Teluk Pang-Pang yang ditetapkan sebagai ekosistem esensial di Indonesia. Kawasan ini merupakan area penahan abrasi dan gelombang tsunami yang mungkin muncul.

"Ada pula objek dalam batik yang menggambarkan aktivitas perikanan tangkap (simbol perahu)," pungkasnya.

Ketua Harian Geopark, Abdillah Baraas mengatakan bahwa batik adalah cara masyarakat zaman dahulu untuk mengkonservasi serta mempromosikan hasil ciptaan Tuhan yang ada di bumi. Sebab, zaman dulu belum banyak media seperti kamera, media sosial, dan sebagainya.

"Sehingga apa yang dilakukan Mas Dedy adalah hal yang luar biasa. Mas Dedy bisa mengkombinasikan motif dari potensi situs geopark yang selama ini jarang orang ketahui. Harapannya, banyak muncul motif-motif baru yang bisa mengangkat potensi Geopark Ijen. Serta menjadi bahan promosi kekayaan alam dengan menjadikan kain ini untuk baju, syal, udeng dan lain-lain," tambahnya.

Menurut Abdillah, pihaknya bakal ikut mengenalkan potensi kawasan Geopark Ijen dalam ajang ini. Seperti Alas Purwo dan Muncar.

"Ada 3 pilar pengembangan Geopark yang harus ditopang dan dikelola dengan konsep korservasi, edukasi serta pembangunan ekonomi berkelanjutan," pungkasnya.




(hse/iwd)


Hide Ads