Menelusuri Jalan Sasak di Kawasan Ampel Surabaya yang Disebut Gudangnya Ilmu

Menelusuri Jalan Sasak di Kawasan Ampel Surabaya yang Disebut Gudangnya Ilmu

Revica Jausafadlina - detikJatim
Selasa, 05 Apr 2022 17:11 WIB
Jalan Sasak, Ampel
Jalan Sasak, Ampel (Foto: Revica Jausafadlina/detikJatim)
Surabaya -

Ketika mampir ke Wisata Religi Ampel Surabaya, sempatkan mengeksplorasi area-area di dekatnya. Seperti Jalan Sasak yang masuk wilayah Kecamatan Semampir. Kawasan itu merupakan pusat bisnis pertama di Ampel yang masih bertahan hingga kini.

Sepanjang jalan 500 meter dengan lebar 3 meter ini, Anda dapat menemui puluhan toko berjajar. Baik di samping kanan maupun kiri. Hampir tidak ada jeda toko satu dengan toko yang lain.

Jalan Sasak memang dikenal sebagai salah satu pusat bisnis di Ampel sedari dulu. Terutama untuk memasok perlengkapan santri yang dulunya menuntut ilmu di pondok pesantren Ampel Denta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu kan Sunan Ampel datang sekitar abad 14, lalu mendirikan ponpes Ampel Denta, dekat Jalan Sasak," kata Ketua Komunitas Arab di Surabaya, Abdullah Albatati saat ditemui detikJatim, Selasa (5/4/2022).

Tidak hanya menjual kitab, buku, dan peralatan salat, warga Jalan Sasak bahkan ada yang menyediakan jasa percetakan. Bahkan, itu termasuk tempat percetakan pertama di Surabaya.

ADVERTISEMENT

"Iya, yang lain belum ada, di Jalan Sasak ada percetakan. Percetakan buku-buku terutama. Tidak hanya buku kitab umat Islam, tapi juga buku-buku perjuangan," tutur pria yang akrab disapa Dolah itu.

Menurut Dolah, bisnis yang ditekuni warga Jalan Sasak dulunya juga bersifat sociopreneurship. Yakni bisnis yang tidak hanya berorientasi pada laba semata, tapi juga untuk misi sosial.

"Karena hasil dari keuntungan jual buku atau usaha percetakan digunakan untuk mendukung perjuangan Indonesia pada saat masih dijajah. Itu terinspirasi dari Mesir dan Irak," terang ahli madya akuntansi lulusan Akademi Administrasi Niaga Negeri (AANN) Surabaya (sekarang dilebur ke FEB dan Vokasi Unair) itu.

Hingga kini, hiruk pikuk pertokoan jalan Sasak masih terasa. Dolah berharap, kawasan itu tetap menjadi gudang ilmu bagi umat Islam.

"Sampai sekarang, Jalan Sasak masih memasok kebutuhan pesantren di seluruh Indonesia. Semoga tetap seperti itu," tandas Dolah.




(hse/fat)


Hide Ads