Pemkab Blitar baru saja meluncurkan Udeng Cakra Palah. Yakni penutup kepala sebagai salah satu ikon budaya Blitar.
Udeng Cakra Palah dikenalkan ke masyarakat pada Maret ini. Penutup kepala itu didesain khusus dengan motif batik khas Kabupaten Blitar, Cakra Palah.
"Filosofinya, cakra itu roda atau besi bundar dan pipih, senjatanya Kresna. Kemudian, palah itu nama asli candi Penataran," ujar Kepala Disparbudpora Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, Minggu (3/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Udeng sendiri memiliki makna mudeng atau paham. Karenanya, udeng digunakan di kepala agar si pemakai bisa mudah memahami hal-hal baru.
Baca juga: Bagaimana Membedakan Keris Asli dan Replika? |
![]() |
Dari pemahaman ketiga filosofi itu, Cakra Palah menjadi simbol kesadaran manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tidak sempurna.
"Harapannya, seseorang harus selalu berupaya untuk mencari kesempurnaan hidup sejati dengan berbuat baik kepada sesama," papar Suhendro.
Sementara bentuk Udeng Cakra Palah juga menyiratkan makna. Dari depan, bentuk gunungan kecil pada udeng menyimbolkan Gunung Kelud. Lalu 7 lipatan garis pada sisi kanan udeng dimaknai sebagai pitulungan (pertolongan).
Sedangkan di bagian belakang terdapat bagian udeng yang menjulang. Itu menyimbolkan Candi Penataran di Blitar. Sementara itu, motif utama cakra palah diletakkan di bagian atas udeng.
"Udeng cakra palah beda dengan blangkon. Karena udeng identik dengan kalangan umum, tidak memandang golongan. Jadi bisa dipakai siapa saja. Ini sengaja dibuat instan agar lebih praktis dan diminati generasi muda," terang Suhendro.
Udeng Cakra Palah diharapkan bisa dikenal masyarakat luas. Serta bisa meningkatkan kreatifitas dan pendapatan para perajin batik Blitar. Sebab, produksi Udeng Cakra Palah akan diserahkan kepada UMKM di Kabupaten Blitar.
(hse/fat)