Isi Prasasti Masahar itu diukir menggunakan Aksara Jawa Kuno pada keempat permukaannya. Bagian depan menjelaskan titah Raja Medang Sri Maharaja Rakai Hino Pu Sindok Sri Isanawikrama Dharmmotunggadewa tentang penetapan sima atau sawah bebas pajak tahun 852 saka atau 930 masehi.
Sawah itu terletak di Masahar wilayah Watek Padang yang saat ini menjadi Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Sooko, Mojokerto. Sawah ukuran 3 tampah itu dibeli Rakai Hanyangan selaku Lampuran Wabu bersama anak perempuannya Dyah Parhyangan dengan emas 3 kati 5 suwarna untuk bangunan suci Prasada Kabhaktyan Pangurumbigyan.
Rangkaian kalimat Bahasa Jawa Kuno yang diukir pada punggung batu Prasasti Masahar tidak kalah menarik meskipun isi prasasti yang tersisa pada bagian ini hanya 32 baris. Ada goresan cukup dalam membentuk garis vertikal di tengahnya. Beberapa tepi kanan dan kirinya pecah. Bahkan, sepertiga bagian bawah prasasti patah dan hilang.
"Apa yang diuraikan di bagian belakang ini sambungan dari bagian depan," kata Pamong Budaya Ahli Madya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Andi Muhammad Said dikutip detikJatim dari Youtube BPCB Jawa Timur, Rabu (23/3/2022).
Berdasarkan hasil kajian Ahli Epigrafi Ismail Lutfi, punggung Prasasti Masahar menunjukkan banyak saksi yang hadir dalam prosesi penetapan sima. Dari para pejabat tinggi Kerajaan Medang era Mpu Sindok hingga para pejabat tingkat desa yang berbatasan dengan tanah sima. Bahkan, masing-masing saksi diberi hadiah emas dan kain.
"Semua disebutkan, masing-masing mendapatkan hadiah. Kami mendapatkan data sejarah yang memang konkrit, mereka-mereka yang punya peran penting dalam penetapan sima itu diberi hadiah lebih besar daripada yang lain," ungkapnya.
Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jatim ini menjelaskan bahwa kata 'Ramani' dan 'Bapani' kerap dipakai untuk menyebut nama para pejabat tingkat desa di Prasasti Masahar. Kedua kata ini digunakan setelah nama seseorang, lalu diikuti nama anak orang itu. Kedua kata ini mempunyai arti yang sama, yaitu 'ayah dari'.
"Ada kebiasaan pada masa Jawa Kuno nama seseorang diikuti nama anaknya. Bisa jadi nama-nama itu populer di masa itu sehingga disebutkan juga nama anaknya untuk spesifikasi," jelas Lutfi.
Prasasti Masahar ditemukan tim ekskavasi BPCB Jatim di sudut timur laut Candi Gemekan pada 9 Februari 2022. Prasasti berbahan batu andesit ini terkubur di kedalaman 130 cm. Posisi prasasti sudah ambruk dengan bagian atasnya menghadap ke timur laut. Bagian bawah dan sisi kanan atasnya pun sudah pecah.
Bagian puncak prasasti meruncing atau berbentuk prisma. Sedangkan bagian dasarnya diduga datar sebagai dudukan prasasti. Tinggi prasasti yang tersisa hanya 91 cm dengan lebar 88 cm dan tebal 21 cm. Isi prasasti itu menggunakan Aksara Jawa Kuno diukir pada keempat permukaannya sehingga disebut prasasti catur muka.
Satu tahun sebelum mengeluarkan Prasasti Masahar Mpu Sindok memindahkan kekuasaannya dari Jateng ke Jatim pada 929 masehi. Masa itu jauh sebelum Majapahit bercokol. Penguasa Kerajaan Medang itu memerintah hingga 947 masehi, sedangkan Majapahit berdiri pada 1293 masehi.
Ini terjemahan isi bagian punggung Prasasti Masahar Versi Ismail Lutfi:
1. Demikianlah kurang lebihnya untuk kelompok Mangilala Drabyahaji. Inilah waktunya... (bersambung ke baris 2)
2. Persembahan yang diberikan Rakai Hanyangan kepada Sri Maharaja dan memberikan emas (angkanya rusak) dan kain jenis tapis 1 yugala kepada Sri Maharaja. Kemudian diberikan kepada Rakai Sirikan bernama Pu Amanaindra... (lanjut ke baris 3)
3. Rakai Wka bernama Pu Balyang, dua orang Samgat Momahuman, Madandar dan Angehan, Tiruan Dapunta Taritip masing-masing mendapatkan pasak-pasak berupa emas...(bersambung ke baris 4)
4. 1 suwarna 5 masa dan kain tapis masing-masing 1 yugala. Kemudian yang menerima pasak-pasak emas adalah Amrati Hawang Wicaksana yang di dalamnya ada Manghuri, Padamuang, Halarang, Pu Gunotama, Pangil Yang bernama Pu Glo....(lanjut ke baris 5)
5. Mereka menerima pasak-pasak emas 10 masa dan kain jenis cadar masing-masing 1 yu. Susuhan bernama Pu Sesek, Manungkung (namanya rusak), Wadihati Sang Dinakara, Makudur bernama Pu Balawan juga diberi pasak-pasak...(lanjut ke baris 6)
6. Emas 1 suwarna 5 masa dan kain tapis 1 yugala masing-masing. Adapun 2 Ketua Wadihati yaitu Mirah-mirah Sang Halang Pahang dan Halaran Sang Lburpoh, Ketua...(lanjut ke baris 7)
7. Makudur dua orang yaitu Watu Waleng Sang Ramunya dan Sang Tpusan masing-masing mendapatkan pasak emas 1 masa dan kain cadar 1 yugala. Pangurang di Wadihati bernama Sang Rawungu, Manunggu bernama Sang Howanta...(lanjut ke baris 8)
8. Sang Makudur bernama Rakbel, Manunggu bernama Sang Kulumpang mendapatkan masing-masing pasak emas 5 masa dan kain cadar 1 yugala. Ketua di Pakaranyan, Juru Kanayakan di...(lanjut ke baris 9)
9. Haji, Samgat Gunungan bernama Pu Tungan dan Pu Tuntun, Juru Wadwararai bernama Sang Raguyu, Juru Kalula bernama Pu Bali, Kanda Muhi bernama Dapunta Gesta, Citraleka, Nidi Prakasa, Parujar di Sirikan, Hujung Galuh di...(lanjut baris 10)
10. Wka Wiridih, di Kanuruhan bernama Sang Rokat, di Sban bernama Wimala, di Srangan bernama Sang Satyaka, di Masahar bernama Sang Catra, di Anggehan bernama Sang Widya, di Tiruan bernama Sumudan, di Mamrati bernama Sang...(lanjut baris 11)
11. Turuhan. Semuanya mendapatkan pasak emas 1 suwarna 5 masa. Sang Citraleka dari Halu semuanya mendapatkan pasak emas 1 suwarna 5 masa. Patih Juru dua orang...(bersambung ke baris 12)
12. Yaitu Sang Kayu Mateb dan Tuwi bernama Sang Buka masing-masing mendapatkan pasak emas 5 masa dan kain cadar 1 yu. Parujar yang berada di Hyang Paskaran (kemungkinan Hyang Paskaran nama bangunan suci) mendapatkan emas 2 masa 2 kupang dan kain cadar 1 helai...(lanjut baris 13)
13. masing-masing. Berjalan untuk menetapkan seorang Wadihati bernama Sang Howangka, berjalan menetapkan seorang Makudur (namanya rusak) masing-masing mendapatkan pasak emas 8 masa dan kain cadar 1 yugala. Wadwa Haji...(lanjut ke baris 14)
14. Berjalan untuk menetapkan bernama Sang Ralindih (mungkin) dari Kahuripan masing-masing mendapatkan emas 8 masa dan 1 helai kain cadar. Itulah yang merupakan bagian paling depan sebagai pimpinan pada saat penetapan sima. (Yang penting di sini ada kata I Bkal bersambung ke baris 15)
15. Rohaniwan bernama Marawijaya mendapatkan pasak emas 8 masa. Pinghai (ada yang menafsirkan mereka yang berpakaian serba putih, ini deretan para rohaniwan) Mangharepbabak dari Bawang bernama Sang Tolobong, Pinghai Mangharepbabak dari Padang bernama Sang Kuta, mendapatkan pasak (lanjut ke baris 16)
16. pasak emas 1 suwarna 5 masa dan 1 helai kain tapis masing-masing. Pinghai Lampuran Punduh, Taldhua, Mabuwur Baruna, Sila, Usi, Tarila, Lepe, Loka masing-masing mendapatkan...(lanjut ke baris 17)
17. pasak-pasak emas 2 suwarna 8 masa dan kain jenis ragi 1 helai. (Kata tidak terbaca) Hapunduh bernama Si Gunung Manurung, Kangsangan, Mangunduh, Gandut, Margga, Kundu mendapatkan...(lanjut ke baris 18)
18. masing-masing pasak-pasak emas 2 suwarna 8 masa dan 1 helai kain ragi. Pejabat Pinghai dari Malanggat bernama Dapungku Boceng, Utang, Bajra, Manujena, Sacra, Tabeh Sura...(lanjut ke baris 19)
19. ni, Danesti, Banjir, Jaya masing-masing mendapatkan pasak-pasak emas 2 suwarna 8 masa dan 1 helain kain jenis ragi. Pejabat Parujar Pinghai mendapatkan pasak-pasak emas 5 masa dan 1 helai kain ragi
20. Pejabat Wahuta dari Bawang Mapapan bernama Cakuta, Kasugihan, Burin, Mandamu masing-masing mendapatkan pasak-pasak emas 2 suwarna 5 masa dan 1 helai kain ragi. Wahuta...(lanjut ke baris 21)
21. Lampuran Wagal, Cetra, Lumpat, Bodhi, Winu, Slut, Naka, Sungan, Samayi, (ada kata yang rusak), Racah Gunung, Piddhi, Purul, Hurang masing-masing mendapatkan pasak-pasak emas 2 suwarna...(lanjut ke baris 22)
22. dan 1 helain kain jenis ragi. Pejabat Wahuta di Padang, Pageruyung, Gesta, Labdha, Cetri, (ada kata yang rusak), Satu, Horambat, Sumuta, Kangah, Gamaka, Silara, Jalutu, Lpas, Tungga, Mangu...(lanjut ke baris 23)
23. (Ada kata yang rusak), Lajur, Kocor masing-masing mendapatkan pasak-pasak emas 6 suwarna 8 masa dan 1 helai kain jenis karuka. Wahuta Mangharepbabak dari Wsi-wsi waya...(lanjut baris 24)
24. (Ada kata yang rusak), Ku Gagas, Bhuwi masing-masing mendapatkan pasak-pasak emas 6 suwarna 8 masa dan 1 helai kain jenis raka. Pejabat desa-desa batas sima yang menjadi saksi saat penetapan sima...(lanjut baris 25)
25. dari Desa Wurarai seorang Winkas bernama Sang Partha ayah dari Sotan, Tuhakalang (pemimpin para tukang kayu) bernama Sidiwut ayah dari Man, Winkas (namanya rusak) ayah Handaruan, Tuhakalang bernama Si Pkan ayah dari Gegean, dari Desa Cuguga Winkas bernama...(lanjut ke baris 26)
26. Barah ayah dari Bidyan, Tuhakalang bernama Si Sandu ayah dari Panji, dari Desa Tirim ada Winkas bernama Si Sugeng ayah dari (namanya rusak), Tuhakalang bernama Papeng ayah Rod, dari Desa Lemah Tulis Si Suradewa ayah dari Walaing, Si...(lanjut ke baris 27)
27. Sulya. Dari Desa Marsmu seorang Winkas bernama Siracuk ayah Banghek, Tuhakalang bernama Si Bawul ayah dari (namanya rusak), dari Desa Yanggit seorang Winkas bernama Si Patra ayah Magum, Tuhakalang bernama Si Giduh ayah Baman,...(lanjut baris 28)
28. Dari Desa Mabuwur datang seorang Winkas bernama Si Suket ayah dari Agra, Tuhakalang bernama Sikali. Dari Desa Jangga datang seorang Winkas bernama ....makadi ayah dari Sadrah, Tuhakalang bernama Si Pingul ayah Cama, dari Desa Padang datang seorang Winkas bernama Sicatura...(lanjut baris 29)
29. Mani Buhak, Tuhakalng Siudik ayah Rat, dari Padang datang seorang Winkas bernama Sikabul ayah Rama..(rusak), Tuhakalang bernama Dabah ayah dari Padma, dari Rambai datang Rama Kabayan...(lanjut baris 30)
30. Winkas bernama Bancar ayah Lancang, Sikandi ayah dari Andur, Tuhakalang bernama Siraddin. Dari Desa Tubung datang Winkas bernama Luka ayah Yukti, dari Jayamuka datang Winkas bernama Tadah ayah dari...(lanjut baris 31)
31. Hiran, dari Rambai datang Tuhakalang bernama Wurawan ayah Panahilan, Sidungut ayah dari (namanya hilang). Dari Padammuan datang seorang Winkas namanya Lta ayah dari Turankil. Dari Hantaka datang seorang Wi...(kemungkinan Winkas, berlanjut ke baris 32
32. (kata-kata di awal baris ini rusak) kemungkinan artinya masing-masing pejabat dari desa perbatasan tanah sima juga mendapatkan pasak-pasak emas dan 1 helai kain jenis ragi. Di Masahar hadir pula seorang Tuhakalang bernama Swaran...(bagian yang rusak).
(dpe/fat)