Mengenal Situs Kumitir-Sumur Upas yang Tanahnya Dibawa Khofifah ke IKN

Mengenal Situs Kumitir-Sumur Upas yang Tanahnya Dibawa Khofifah ke IKN

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 15 Mar 2022 15:28 WIB
Reruntuhan sisa-sisa istana timur Majapahit di Situs Kumitir
Reruntuhan Situs Kumitir/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto -

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membawa tanah dari Situs Sumur Upas dan Kumitir di Mojokerto ke prosesi Kendi Nusantara. Ternyata, dua situs purbakala ini diyakini bekas istana timur dan barat Majapahit.

Sebelumnya, di IKN dilakukan prosesi Kendi Nusantara oleh Presiden Joko Widodo. Prosesi Kendi Nusantara ini dilakukan dengan menyatukan tanah dan air dari berbagai provinsi untuk memulai pembangunan IKN Nusantara.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, istana timur dan barat Kerajaan Majapahit dibangun pada pemerintahan Putri Raden Wijaya, Tribhuwana Tunggadewi pada 1328-1350 masehi. Yaitu setelah wafatnya kakak tirinya yang menjadi Raja Kedua Majapahit, Jayanegara 1309-1328 masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hipotesis Situs Kumitir istana Bhre Wengker dan Bhre Daha didukung berbagai temuan arkeologi, Naskah Negarakertagama dan peta rekonstruksi peneliti Belanda. Di dalam Naskah Negarakertagama, Situs Kumitir disebut istana ajaib Bhre Wengker dan Rani Dhaha.

"Merujuk pada peta rekonstruksi peneliti Belanda tentang posisi Situs Kumitir, serta Naskah Negarakertagama, cocoklah Situs Kumitir adalah istana timur Majapahit," kata Wicaksono kepada detikJatim, Selasa (15/3/2022).

ADVERTISEMENT

Kedua istana dibangun untuk mencegah perebutan kekuasaan antara Tribhuwana Tunggadewi dengan adik kandungnya, Bhre Daha. Karena, kedua putri Raden Wijaya, pendiri Majapahit dengan Dyah Gayatri atau Rajapatni tersebut sama-sama berhak menjadi penguasa kerajaan setelah Jayanegara wafat.

Istana barat dan timur dibangun di Wilwatiktapura atau Kota Raja Majapahit yang diyakini berada di Kecamatan Trowulan dan sekitarnya. Sedangkan istana barat ditempati Tribhuwana Tunggadewi dengan suaminya Bhre Tumapel atau Kertawardhana. Selanjutnya, istana barat diwariskan ke putra Tribhuwana, Raja Hayam Wuruk.

"Berpijak pada interpretasi peneliti sebelumnya, temuan arkeologi yang paling mendekati istana barat Majapahit kan di Situs Kedaton (Situs Sumur Upas). Dengan penemuan Situs Kumitir, coba lagi kami telusuri lokasi istana barat. Kami pakai interpretasi yang ada dulu sambil mencari terus lokasi istana barat," jelasnya.

Pertikaian di Majapahit baru terjadi melibatkan keturunan Hayam Wuruk. Raja Majapahit paling terkenal ini mewariskan tahtanya kepada anaknya Wikramawardhana, buah pernikahan dengan Prameswari. Hayam Wuruk juga mempunyai anak dari selir, yaitu Bhre Wirabhumi.

Wirabhumi diangkat anak oleh Bhre Daha dan dibesarkan di istana timur Majapahit. Ia menikah dengan cucu ibu angkatnya, Nagarawardhani dan dijadikan Bhre Lasem.

"Sebenarnya Wirabhumi sudah mengalah, tapi Wikramawardhana mengganti jabatan Wirabhumi sehingga memicu Perang Paregreg antara Majapahit barat dan timur (1404-1406 masehi)," tandas Wicaksono.

Pantauan detikJatim, bekas istana timur Majapahit hanya tersisa bagian fondasinya saja di Desa Kumitir, Jatirejo, Mojokerto. Tepatnya di sebelah barat makam Dusun Bendo. Fondasi berbahan bata merah kuno dan bebatuan atau bolder itu seluas 20x26 meter persegi.

Struktur istana Kudamerta atau Bhre Wengker dan istrinya, Dyah Wiyat atau Bhre Daha ini dikelilingi pagar persegi panjang berukuran 316x203 meter. Dinding sisi barat merupakan gerbang sekaligus benteng istana.




(hil/fat)


Hide Ads