Sederhana Tapi Bermakna, Filosofi Busana Imlek Berbahan Tenun Sumba

Sederhana Tapi Bermakna, Filosofi Busana Imlek Berbahan Tenun Sumba

Hanaa Septiana - detikJatim
Selasa, 01 Feb 2022 09:53 WIB
busana casual berbahan tenun sumba saat imlek 2022
Busana Imlek berbahan tenun sumba (Foto: Hanaa Septiana/detikcJatim)
Surabaya -

Saat perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa kerap berburu busana. Desainer asal Surabaya, Stephanie Zhang mengajak memakai busana casual berbahan tenun Sumba. Busana bermotif udang itu mengangkat filosofi yang cocok untuk warga yang merayakan.

Menurut dia, busana bergaya casual, yang bisa dipakai sehari-hari. Berupa setelan jumpsuit (Atasan-bawahan) berwarna peach (salem) dan outer (luaran) berbahan tenun sumba. Dengan model dan motif perpaduan Chinese-Nusantara.

"Konsep busana ini casual, ready-to-wear, perpaduan budaya Chinese dan Nusantara, karena ada tenun Sumba juga," kata Stephanie, Selasa (1/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumpsuit berwarna salem terdapat bordir motif burung merak, sebagai ciri khas budaya China. Dengan makna keindahan dan kebijaksanaan. Sedangkan outer dibuat dari kain tenun sumba dengan motif udang. Filosofinya adalah persaudaraan, persatuan, dan kekuatan.

"Jumpsuit warna peach dengan bordir merak, ciri khas Chinese, maknanya keindahan dan kebijaksanaan. Outer di badan itu tenun Sumba motif udang, filosofinya adalah persaudaraan, persatuan, dan kekuatan," jelas Stephanie.

ADVERTISEMENT

Stephanie mengaku gabungan dua filosofi pada motif busana tersebut cocok untuk perayaan Imlek. Sebab, Imlek erat dengan perwujudan rasa syukur menyambut tahun baru tiba. Sehingga, makna baik yang terkandung dalam dua motif tersebut cocok disematkan pada perayaan Imlek.

Dia menambahkan, motif udang dalam masyarakat Sumba juga dianggap kehidupan baru atau pengharapan baru setelah kematian. Itu juga dianggap berhubungan dengan makna Imlek. Karena pada perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa juga kerap melakukan penghormatan kepada leluhur dan dewa.

"Motif udang artinya juga kehidupan baru atau pengharapan baru setelah kematian. Nah, pada masyarakat Tionghoa, mereka melakukan penghormatan kepada leluhur dan dewa tiap merayakan Imlek," jelas dia.

Ide model busana tersebut terlintas karena dia mencintai budaya China dan Indonesia. Dia ingin menggabungkan keduanya pada busana rancangannya. Yang dibuat khusus untuk perayaan Imlek.

Stephanie berharap, makna-makna yang terkandung dalam motif busananya bisa mencerminkan filosofi perayaan Imlek sendiri.




(fat/fat)


Hide Ads