Wayang Potehi Disebut Bukan Sekadar Tontonan Tapi Juga Tuntunan

Wayang Potehi Disebut Bukan Sekadar Tontonan Tapi Juga Tuntunan

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 28 Jan 2022 15:03 WIB
Pertunjukan Wayang Potehi masih eksis di Surabaya. Klenteng Hong Tiek Hian di Surabaya Utara kerap menggelar pertunjukan wayang tersebut.
Pertunjukan Wayang Potehi di Kelenteng Hong Tiek Hian/Foto: Faiq Azmi/detikcom
Surabaya -

Pertunjukan Wayang Potehi rutin digelar di Kelenteng Hong Tiek Hian Surabaya. Wayang Potehi disebut bukan sekadar tontonan, tapi juga tuntunan.

Seperti yang disampaikan salah seorang Dalang Wayang Potehi, Eddy Sutrisna. Ia menjelaskan, cerita yang diangkat berasal dari kisah klasik China, seperti legenda dinasti-dinasti. Ada sejumlah tuntunan yang dibawakan dalam sebuah cerita.

"Ada pesan dalam cerita ini. Wayang ini bukan hanya sebagai tontonan, tapi juga tuntunan pada umat. Misalnya, pada akhirnya yang berbuat baik akan mendapatkan kemenangan," kata Eddy kepada detikJatim, Jumat (28/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertunjukan Wayang Potehi masih eksis di Surabaya. Klenteng Hong Tiek Hian di Surabaya Utara kerap menggelar pertunjukan wayang tersebut.Tempat pertunjukan Wayang Potehi/ Foto: Faiq Azmi/detikcom

Dalam membawakan pertunjukan boneka tradisional asal Fujian China ini, dia menggunakan bahasa Indonesia. Meski ada beberapa momen ia harus menggunakan suluk (nyanyian dalang) dengan menggunakan bahasa Hokkien.

"Sekalipun dengan bahasa Indonesia, kami masih mempertahankan pakem aslinya. Termasuk, cerita dan irama musik yang digunakan," katanya.

ADVERTISEMENT

Eddy bersama empat temannya bergabung dalam kelompok kesenian Lima Merpati. Apabila Eddy berperan sebagai dalang, empat temannya ada yang menjadi asisten dalang dan pemain musik. Setiap pemain ada yang memainkan lebih dari dua alat musik.

"Seperti Wayang Kulit, untuk musik, ada pekemnya. Misalnya, bagaimana musik ketika menggambarkan suasana perang, susah, atau senang," katanya.

Ia mengakui, tak mudah untuk mempertahankan kesenian Wayang Potehi. Seperti halnya dengan kesenian tradisional lainnya, Wayang Potehi memiliki tantangan dalam menarik minat anak muda.

"Tidak mudah untuk menemukan generasi penerus. Anak-anak saat ini lebih suka bermain gadget (ponsel)," katanya.

Untuk mengenalkan Wayang Potehi, pihaknya melakukan berbagai upaya. Misalnya, dengan menggelar pertunjukan di sejumlah pusat perbelanjaan. Menjelang Imlek, pihaknya mengaku sempat mendapatkan beberapa undangan dari luar kota. Bahkan, pihaknya juga beberapa kali berkolaborasi dengan kesenian lainnya.

"Misalnya dengan teman-teman Ludruk. Sehingga, anak-anak muda kami harapkan bisa tahu dan mengenal Wayang Potehi dan harapannya tentu bisa tertarik dan ikut belajar," pungkasnya.




(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads