Pengamat Nilai Target Ekonomi Surabaya 6 Persen Kurang Ambisius

Pengamat Nilai Target Ekonomi Surabaya 6 Persen Kurang Ambisius

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Minggu, 21 Des 2025 11:30 WIB
Pengamat Nilai Target Ekonomi Surabaya 6 Persen Kurang Ambisius
Pasar di Surabaya Foto: Raihan Akbar Mahendra
Surabaya -

Target pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya diperkirakan mencapai 6 persen pada tahun depan. Namun, Pengamat Ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Gigih Prihantono, menilai angka tersebut masih terlalu rendah untuk ukuran kota metropolitan seperti Surabaya.

Menurut Gigih, saat ini pertumbuhan ekonomi Surabaya telah berada di kisaran 5,5 persen. Dengan capaian tersebut, target 6 persen yang dipatok Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dinilainya kurang ambisius.

"Karena kan kinerjanya di 5,5 sekarang. Kalau di angka 6 itu gampang banget, menurut saya. Harusnya rata-rata kota Surabaya targetnya di 7 persen atau di 8 persen. Harusnya, ya," kata Gigih saat dihubungi, Minggu (20/12/25).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, ia menegaskan Pemkot Surabaya seharusnya berani menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Gigih optimistis Kota Surabaya memiliki peluang besar untuk mencapai peningkatan ekonomi yang lebih signifikan.

ADVERTISEMENT

"Harusnya pemkot memiliki kebijakan kasih target yang tinggi. Jangan cuma 6 persen, itu gampang," imbuhnya.

Pengamat Ekonomi Unair, Gigih PrihantonoPengamat Ekonomi Unair, Gigih Prihantono Foto: Istimewa

Di sisi lain, Gigih menjelaskan bahwa peningkatan ekonomi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan mendorong investasi. Menurutnya, Surabaya masih perlu menarik lebih banyak investor dan kehadiran kantor-kantor besar.

"Satu, pasti menarik investasi dan kantor-kantor besar. Karena kita sebagai kota metropolitan itu masih sangat kurang gedung-gedung pencakar langitnya. Contoh, kita ke negara-negara, misalnya Malaysia. Nah, Malaysia, kita ke Penang atau ke Johor. Gedung pencakar langitnya sangat banyak. Nah, itu yang harus ditingkatkan oleh Pemkot Surabaya," terangnya.

Selain investasi, Gigih menilai sektor perkantoran serta jasa perdagangan memiliki kontribusi paling besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Surabaya. Meski demikian, ia menekankan Pemkot juga perlu memberikan dukungan lain, seperti peningkatan keterampilan usaha, perluasan akses perizinan dan pembiayaan, serta penekanan biaya operasional perusahaan.

Tak kalah penting, lanjutnya, upaya pemberantasan pungutan liar juga harus dilakukan agar iklim usaha semakin kondusif dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai secara optimal.

Gigih pun berharap pertumbuhan ekonomi di Kota Pahlawan dapat mencapai kisaran 7 hingga 8 persen. Target tersebut dinilainya sejalan dengan upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Harapan saya, pertumbuhan ekonomi mencapai 7-8 persen. Itu untuk menampung cita-citanya Pak Prabowo, yang pertumbuhan ekonominya 8 persen. Jadi bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045," pungkasnya.




(ihc/ihc)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads