Petani di Kabupaten Madiun terus melakukan upaya mempertahankan perekonomian yang stabil. Mereka melakukan penanaman jenis komoditi tembakau selain padi.
Nardi (50) salah satu petani asal Desa Bolo, Kecamatan Kare mengaku pihaknya menanam padi dan jagung pada musim MT pertama. Sedangkan tembakau dilakukan penanaman pada MT kedua.
"Kita sudah mulai tanam tembakau pada musim tanam kedua tahun 2024 lalu dan saat ini nanti berlanjut musim kedua tahun in," ujar Nardi, Selasa (18/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nardi, dalam sekali musim dirinya mendapatkan 3 ton daun tembakau basah dan 1,5 ton kering. "Alhamdulillah tahun kemarin bagus hasil. Lumayan untuk tahun ini juga bagus walaupun banyak beberapa petani yang gagal Karena curah hujan yang masih tingii. Tahun ini dari kelompok kami target 3 ton daun krosok kering cuma dapat 1,5 ton," tandas Nardi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun Soedjiono menyampaikan bahwa saat ini sudah ada 317 hektar lahan petani yang ditanam tembakau. Penanaman dilakukan pada MT kedua dengan sering melakukan sosialisasi ke 1.053 petani.
"Saat sudah ada beberapa petani tembakau dengan luasan 317 hektare tahun ini kemarin dan target tahun depan 350 hektare. Kita sudah melakukan sosialisasi bertahap dan saat ini sudah ada 1.053 petani padi dan jagung yang pada MT kedua tanam tembakau," jelas Soedjono.
Soedjono menyampaikan bahwa dari 317 hektare lahan tembakau tersebar di 7 Kecamatan Kabupaten Madiun. Yakni Kecamatan Kare, Ssaradan Pilangkenceng, Gemarang, Dagangan, Dolopo dan Balerejo.
Soedjono menambahkan dari 1.053 petani tersebar di 105 desa dan kelurahan di 7 Kecamatan masih dalam pendampingan. Petani dianjurkan memakai pupuk non kimia untuk meminimalisir pembengkakan biaya produksi.
"Dari 1.053 petani ada di 105 desa kelurahan di Madiun kita sosialisasi penggunaan pupuk bokasi organik. Kotoran hewan atau kohe," tandas Soedjiono.
(dpe/abq)












































