Penjelasan tentang DME yang Bakal Gantikan Elpiji di Masyarakat

Kabar Finance

Penjelasan tentang DME yang Bakal Gantikan Elpiji di Masyarakat

Heri Purnomo - detikJatim
Sabtu, 25 Okt 2025 22:00 WIB
Infografis sederet fakta DME yang bakal ganti LPG buat masak
Infografis DME yang bakal ganti LPG. (Foto: Infografis detikcom/Luthfy Syahban)
Surabaya -

Proyek gasifikasi batu bara jadi dimethyl ether (DME) yang akan menggantikan Liquified Petroleum Gas (LPG) demi memenuhi kebutuhan energi masyarakat sedang dimatangkan oleh pemerintah. Rencana penggunaan DME ini dimaksudkan sekaligus untuk menekan impor LPG.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan DME masuk dalam 18 proyek hilirisasi yang saat ini sedang difinalisasi oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Sebagai informasi, Tim Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional telah merampungkan pra studi kelayakan atau pra-Feasibility Study (pra-FS) 18 proyek hilirisasi dan juga telah diberikan kepada Danantara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang, dari pra FS itu dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara. Dari sekian banyak, 18 project itu salah satunya adalah DME," ujar Bahlil saat ditemui usai acara Anugerah Subroto, di Jakarta, Jumat (24/10/2025) malam.

"Karena kita kan impor LPG contoh konsumsi LPG kita 8,5 juta ton, kapasitas produksi dalam negeri itu hanya 1,3 juta ton. Jadi kita impor sekitar 6,5 juta ton sampai 7 juta ton. Nah caranya bagaimana mengurangi impor adalah kita melahirkan substitusi impor melalui hilirisasi batu bara," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Tentang DME yang Akan Gantikan LPG

Apa Itu DME?

Mengutip situs Kementerian ESDM, DME memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG. Lantaran mirip, DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting.

DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg. Kendati begitu, DME memiliki massa jenis yang lebih tinggi sehingga kalau dalam perbandingan kalori antara DME dengan LPG sekitar 1 berbanding 1,6.

Pemilihan DME untuk subtitusi sumber energi juga mempertimbangkan dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%.

Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, nanti dengan DME hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2. Ini nilai-nilai yang sangat baik sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca.

Di samping itu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.

DME merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.

Uji Pemakaian DME

Kementerian ESDM melalui Balitbang ESDM telah menyelesaikan uji terap pemakaian DME 100% telah dilakukan di wilayah Kota Palembang dan Muara Enim pada bulan Desember 2019 hingga Januari 2020 kepada 155 kepala keluarga dan secara umum dapat diterima oleh masyarakat.

Selain itu, uji terap DME 20%, 50% dan 100% dilakukan di Jakarta yaitu di Kecamatan Marunda, kepada 100 kepala keluarga pada tahun 2017.

Hasil uji terap menunjukkan mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG.

Secara teknis, pemanfaatan DME 100% layak untuk mensubstitusi LPG untuk rumah tangga dengan menggunakan kompor khusus DME. Waktu memasak lebih lama 1,1 s.d. 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG

Artikel ini sudah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads