Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman buka suara usai pernyataannya mengenai produksi tas branded KW menuai sorotan. Maman berdalih pernyataannya merupakan spontanitas yang timbul saat merespon banjir barang impor.
"Statement saya itu hanya statement begini loh, seperti sebuah statement spontan pada saat saya merespon bahwa maraknya barang-barang impor masuk ini," ujar Maman usai menghadiri Akad Massal KUR, Penciptaan Lapangan Kerja, dan Peluncuran KPP di Surabaya, Selasa (21/10/2025).
Ia menambahkan bahwa dirinya berterima kasih kepada publik yang telah memberikan atensi. Menurutnya, banyak masyarakat yang telah menyampaikan masukan dan saran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya pikir selama ini kan ujung-ujungnya kepentingannya untuk publik ya. Jadi saya pikir selama itu memang publik menyarankan untuk tindak lanjut ya kami, saya pikir tidak perlu di kita tindak lanjutin," tambahnya.
Lebih lanjut, dirinya ingin produk dalam negeri dapat memiliki daya saing yang tidak kalah dengan produk-produk impor.
"Sebetulnya kan tujuan kita itu bagaimana bisa meningkatkan kualitas produk dalam negeri kita. Saya mau sampaikan jangan sampai disalahartikan bahwa banyak produk-produk lokal kita yang memang sudah luar biasa bagus. Tas, sepatu, sandal banyak banyak sekali dan itu bahkan sudah kita dorong untuk di internasional. Nasional, tembus pasar internasional, juga tembus pasar domestik," bebernya.
Ia juga menyarankan untuk produk-produk bermerek dalam negeri dapat menciptakan pangsa pasar yang beragam agar bisa menjangkau banyak lapisan masyarakat.
"Misalnya banyak produk lokal kita harganya cukup tinggi. Itu harganya kurang lebih sekitar Rp 5 juta misalnya. Tentunya itu kan untuk market yang menengah ke atas. Tentunya juga saya juga menyarankan salah satunya upaya kita bahwa produk-produk eh branded kita yang lokal itu juga menciptakan kelas market-nya yang memang di bawah, misalnya di bawah Rp 1 juta supaya masyarakat menengah ke bawah juga bisa ikut menikmati," tuturnya.
Ia pun menegaskan bahwa pihaknya tidak mendorong penciptaan produk branded palsu atau KW di Indonesia.
"Mungkin karena dalam penyampaian saya kesannya kayak mendukung produk KW, jadi akhirnya seakan-akan menganggap saya mendukung produk KW. Tapi saya sekali lagi saya katakan enggak ada. Tetap kita pasti harus mencintai produk lokal kita, produk Indonesia dan sampai hari ini kami Kementerian UMKM masih konsisten berdiri di garis itu," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, usulan Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman untuk melegalkan produksi tas palsu mengundang pro dan kontra. Desainer Kleting Titis Wigati dengan tegas menentang ide tersebut.
Mendirikan jenama KLE pada 2009, Kleting termasuk salah satu insan yang ikut mempelopori kelahiran indie fashion label di Indonesia. Semangatnya untuk memperkuat ekosistem fashion Indonesia yang menciptakan produk-produk orisinal membuahkan wadah bernama Level One di Grand Indonesia pada 2010.
Maka ketika mendengar pernyataan Maman, lulusan sekolah mode Istituto Marangoni Milan itu merasa sangat terusik. "I feel violated and insulted," ujarnya saat ditemui Wolipop di Plaza Indonesia, Senin (20/10/2025).
Menurut Kleting, pernyataan tersebut tidak sepantasnya keluar dari seorang pemimpin yang menangani pelaku usaha yang kebanyakan bergerak di industri kreatif.
Segala upaya peningkatan kualitas UMKM yang dilakukan banyak pihak, baik swasta maupun pemerintah, melalui program pembinaan dan pameran di tingkat nasional dan internasional, pun terasa sia-sia.
(auh/abq)











































