Sedikitnya 34 UMKM makanan dan minuman (mamin) di Kota Mojokerto dilatih menjaga keamanan pangan. Pelatihan ini untuk mencegah mamin yang mereka jual mengandung zat berbahaya bagi kesehatan konsumen.
Pelatihan keamanan pangan digelar di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Maja Citra Kinarya, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto selama 3 hari, yakni 29 September sampai 1 Oktober 2025.
Pemkot Mojokerto menghadirkan narasumber dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya, Nur Hidayah, serta tim dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (Ning Ita) menuturkan, menjaga keamanan pangan sangat penting. Sebab sekitar 70% dari 27.993 UMKM di wilayahnya bergerak dalam bisnis kuliner atau mamin.
Di sisi lain, pihaknya berkomitmen mendongkrak perekonomian Kota Mojokerto melalui UMKM. Oleh sebab itu, semua produk kuliner UMKM Kota Mojokerto tidak hanya halal, tapi juga wajib aman dikonsumsi masyarakat.
"Kami mendorong supaya produk kuliner Kota Mojokerto aman, tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan. Ini komitmen kami supaya UMKM benar-benar naik kelas," terangnya di lokasi, Rabu (1/10/2025).
Dalam pelatihan ini, 34 peserta dibekali ilmu tentang peraturan perundang-undangan IRTP, label pangan olahan, pernyataan komitmen PIRT, cara pendaftaran SPPIRT, keamanan dan mutu pangan, SOP higienis dan sanitasi, teknologi proses pengolahan pangan, penggunaan BTP, serta pendaftaran CPPOB.
Di momen ini, Ning Ita mengajak semua pelaku UMKM Kota Mojokerto mendaftarkan produknya ke katalog elektronik pemerintah. Sehingga produk mereka bisa dibeli pemerintah daerah.
"Kami ingin UMKM kuliner di Kota Mojokerto bukan sekadar bertahan, tapi berkembang dan naik kelas," tandasnya.
(dpe/abq)