Permintaan makanan olahan frozen food semakin meningkat. Salah satunya bisa dilihat dari Wisna Fresh, produsen frozen food homemade tanpa MSG di Ponorogo yang laris manis di pasaran.
Setiap hari, belasan pegawai sibuk mengolah adonan daging ayam, ikan tuna, hingga ikan lele di tempat produksi milik Asri Ananda, warga Desa Siman, Kabupaten Ponorogo. Perempuan berusia 52 tahun itu kini mengelola 44 jenis frozen food homemade yang banyak digemari masyarakat.
"Kalau ayam biasanya kita habiskan setengah kwintal sehari. Belum lagi tuna dan lele yang juga banyak peminatnya," kata Asri Ananda kepada wartawan, Sabtu (13/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Mula Merintis Usaha
Keputusan besar diambil Asri Ananda pada 2009 lalu. Saat itu, karirnya di salah satu bank BUMN sedang menanjak. Namun ia memilih resign dan fokus di rumah.
Pilihan itu justru menjadi pintu rezeki. Empat tahun setelahnya, pada 2013, Asri mulai merintis usaha frozen food homemade bernama Wisna Fresh.
"Awalnya saya hanya coba bikin nugget ayam di dapur kecil, pakai seperempat kilogram daging. Hasilnya cuma empat bungkus. Itu saya bagikan ke tetangga, ternyata mereka bilang enak dan minta saya jual," kenang Asri sambil tersenyum.
Dari situ, usahanya terus berkembang. Mulai produksi 16 bungkus, masuk swalayan, hingga akhirnya merekrut karyawan pertama. Kini, Wisna Fresh sudah punya 12 pegawai tetap yang setiap hari memproduksi puluhan varian frozen food.
"Asalnya cuma dari ayam, tapi sekarang ada lele, tuna, udang juga. Bahkan lele bisa diolah jadi nugget, wonton, sampai siomay," jelas Asri.
Ia juga sempat mendapat binaan dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Ponorogo untuk memperluas jangkauan pasar. Kini produk Wisna Fresh hadir di banyak kota besar di Indonesia.
![]() |
"Kalau dulu bikin di dapur rumah, sekarang sudah punya tempat produksi sendiri. Semoga ke depan bisa tambah karyawan lagi," pungkasnya.
Omzet Tembus Rp 80 Juta per Bulan
Berkat bisnisnya itu, Asri kini mengaku per bulannya bisa cuan hingga Rp 80 Juta. Ia pun bersyukur karena omzet itu tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Kalau saya masih kerja di bank, nggak sampai segitu mungkin penghasilan saya tiap bulan," kelakar Asri.
Produk frozen food buatannya kini tak hanya dijual di Ponorogo, tapi juga dikirim ke luar kota. Ia bekerja sama dengan sejumlah restoran dan kerap lembur jika ada event besar seperti Lebaran maupun libur panjang.
"Nah, karena setiap hari itu permintaan utama dari restoran yang sudah MoU dengan kami, jadi harus terus tercukupi," katanya.
Untuk memenuhi permintaan pasar, Asri mengaku menghabiskan setengah kwintal ayam setiap hari. Belum lagi ikan tuna hingga 160 kilogram per bulan, serta lele 10-15 kilogram per minggu.
"Alhamdulillah, omzet sekarang bisa sampai Rp 80 juta per bulan. Tapi yang bikin saya lebih senang, produk ini bisa diterima masyarakat luas tanpa perlu tambahan MSG," pungkas Asri.
Titik Sri, salah satu pelanggan setia, mengaku ketagihan dengan produk Wisna Fresh. "Dalamnya itu lembut, luarnya crispy. Anak-anak saya paling suka udang keju, sering saya bawakan untuk bekal sekolah," ungkapnya.
Asri menyebut, keunggulan produknya adalah rasa yang tetap terjaga meski tanpa tambahan MSG. "Itu yang bikin konsumen percaya dan balik lagi," ujarnya.
Menurutnya, makanan olahan homemade seperti ini bisa meringankan ibu-ibu untuk menyiapkan bekal sekolah anak.
"Variannya banyak, jadi bisa ganti menu tiap hari tanpa repot masak. Dan pastinya lebih sehat," pungkasnya.
(ihc/abq)