Kata Walkot Eri Soal Poster Selamatkan Tunjungan: Parkire Tambah Akeh

Kata Walkot Eri Soal Poster Selamatkan Tunjungan: Parkire Tambah Akeh

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 20 Agu 2025 20:40 WIB
Ramai kafe dan restoran di Jalan Tunjungan menempelkan stiker atau poster Save Tunjungan, Satu Tujuan, Satu Tunjungan. Apa yang perlu diselamatkan?
Ramai kafe dan restoran di Jalan Tunjungan menempelkan stiker atau poster 'Selamatkan Tunjungan', (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Sejumlah kafe hingga restoran di Jalan Tunjungan, Surabaya ramai-ramai memasang poster bertuliskan 'Save Tunjungan', 'Selamatkan Tunjungan' atau 'Satu Tujuan Satu Tunjungan'. Fenomena ini dipotret oleh warganet dan viral di media sosial.

Penyebab stiker itu karena kebijakan larangan parkir di Tepi Jalan Umum (TJU). Hal ini pun membuat beberapa pengusaha menjerit karena penghasilan menurun akibat sepi pengunjung.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun menepis tudingan bahwa pengunjung atau wisatawan di Tunjungan Romansa menurun akibat kebijakan tentang larangan parkir di TJU.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau itu tidak semuanya, ya. Bahkan Tunjungan masih tetap ramai. Bahkan semua kalau kita akan lihat mungkin bisa ditanyakan," kata Eri kepada wartawan ditemui di Balai Kota, Rabu (20/8/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kafe dan restoran di Jalan Tunjungan akan jauh lebih indah ketika tidak ada parkir TJU. Sebab, para pengunjung kafe dan restoran itu akan bisa menikmati cantiknya Jalan Tunjungan tanpa ada halangan.

"Jangan khawatir kalau parkir, parkire tambah akeh. Ono nang sebelahe Siola, ono di dalam Siola. Ono sing bekas kantor BPN. Ada banyak titik yang sudah kami siapkan dan tidak jauh. Memang di Siola, tapi tidak di tepi jalan umum," katanya.

Dia menyebutkan pihaknya sudah bertemu dengan para pengusaha di Jalan Tunjungan. Memang ada seruan 'save Tunjungan', namun usaha tersebut tetap buka dengan omzet yang sama, bahkan ada peningkatan.

Oleh karena itu, ia meminta untuk menjaga estetika kota, apalagi tempat wisata yang berpotensi mendatangkan banyak wisatawan. Karena parkir di TJU juga menjadi penyebab kemacetan di Jalan Tunjungan.

"Onok parkir tepi jalan umum macet. Nggak apa dikeki parkir tepi jalan umum, tambah macet. Wong nggak onok (parkir di TJU) ae loh penuh (lalu lintas). Kalau ada tambah penuh. Ayo sadar maneh. Sadar. Jadi lek wong Suroboyo ngono ya," katanya.

Sebelumnya, Pantauan detikJatim di Jalan Tunjungan, setidaknya ada sekitar 10 kafe maupun restoran yang memasang poster yang didominasi warna hitam dan kuning bertuliskan 'Save Tunjungan' atau 'Selamatkan Tunjungan'. Poster itu dipasang di lokasi yang terbaca oleh pengunjung.

Salah satu pegawai restoran di kawasan itu, yakni kasir Alltime Buns Tunjungan, Maria mengungkapkan bahwa outlet-nya memasang poster itu sejak Minggu (17/8).

Poster itu dipasang sebab pihak kafe merasakan penurunan penjualan yang signifikan imbas larangan parkir tepi jalan umum (TJU) di Jalan Tunjungan sejak masa evaluasi pada 15-31 Juli 2025 hingga resmi diberlakukan sejak 1 Agustus 2025 lalu.

"Jadi ya kayak gini. Sepi. Soalnya kan parkir mobil jadi jauh. Kalau (parkir di dekat restoran) Fork ini penuh, jatuhnya (parkir) ke sana pojok (Siola). Jadinya nggak ada yang ke sini. Karena yang Tanjung Anom kan full motor, jadi yang mobil-mobil susah cari parkir," kata Maria kepada detikJatim, Senin (18/8).

Menurut Maria, penurunan penjualan yang dirasakan kafe diduga akibat adanya kebijakan larangan parkir TJU mencapai 40%-50%. Dampaknya sangat terasa, apalagi saat siang hari.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads