Puluhan ribu ton gula petani di Jawa Timur tak terserap pasar. Berdasarkan data HKTI, hingga Jumat (8/8/2025), jumlah stok gula di gudang pabrik gula (PG) saat ini mencapai 62.542 ton milik petani, 144.341 ton milik pedagang, dan 45.916 ton milik pabrik. Totalnya 268.340 ton.
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak buka suara. Saat ini, Pemprov Jatim bersama pemerintah pusat tengah menangani persoalan gula rafinasi, khususnya terkait rembesan gula impor untuk industri yang masuk ke pasar konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dinilai penting demi menjaga stabilitas harga gula dan kesejahteraan petani tebu lokal. Menurut Emil, pemerintah pusat saat ini telah menjalankan dua pendekatan utama. Pertama, dengan memperketat distribusi gula rafinasi melalui pengawasan ketat agar tidak merembes ke pasar ritel.
"Sudah ada upaya dari pemerintah pusat untuk memperketat kemungkinan rembesnya gula-gula yang didatangkan dari luar negeri yang murni untuk industri," kata Emil di Surabaya, Rabu (13/8/2025).
Mantan Bupati Trenggalek ini menyebut, pengetatan distribusi itu dijalankan lewat Satgas Pangan yang kini terus aktif mengawasi jalur distribusi gula rafinasi.
"Menteri Pertanian juga menekankan hal ini saat berkunjung ke Jawa Timur beberapa minggu lalu," kata Emil.
Pendekatan kedua yang dilakukan, lanjut Emil, adalah mencari solusi agar stok gula lokal yang belum terserap bisa segera ditangani. Pasalnya, stok yang menumpuk turut mempengaruhi harga tebu yang diterima petani.
"Menteri Pertanian menyampaikan bahwa saat ini sedang menggodok solusi untuk gula yang sudah tersedia, tapi belum terserap, dan ini tentu berpengaruh terhadap harga tebu di lapangan," ujarnya.
Suami Arumi Bachsin ini juga mengungkapkan bahwa BUMN Danantara siap membantu penyerapan gula petani sebagai bagian dari solusi konkret.
"Danantara sudah menyiapkan pendanaan untuk melakukan penyerapan dari gula-gula tersebut," katanya.
Langkah Danantara ini dinilai sebagai bagian dari kolaborasi strategis antara pemerintah dan BUMN untuk mendukung petani tebu, serta menjaga stabilitas harga gula.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada CEO Danantara untuk inisiatif yang sudah diambil ini," ucap Emil.
Menurut Emil, intervensi ini diharapkan bisa menjaga keberlangsungan ekosistem pertebuan di Jawa Timur dan wilayah lainnya. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan banyak pihak agar solusi yang dijalankan bisa berkelanjutan.
"Kita harapkan langkah-langkah ini bisa membawa stabilitas di sektor pergulaan dan menjadi bentuk nyata perlindungan terhadap petani tebu," ungkapnya.
(irb/hil)