Layar Tancap Masih Eksis di Jombang, Jadi Media Nostalgia Gen X-Milenial

Layar Tancap Masih Eksis di Jombang, Jadi Media Nostalgia Gen X-Milenial

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 01 Agu 2025 20:03 WIB
Slamet Mujiono (43), pemilik layar tancap di Jombang
Slamet Mujiono (43), pemilik layar tancap di Jombang. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Hiburan layar tancap atau bioskop keliling ternyata masih eksis di Jombang. Hiburan jadul ini masih kerap muncul di hajatan pernikahan dan khitan, sedekah desa, serta HUT Kemerdekaan RI.

Eksistensi layar tancap di Kota Santri tak lepas dari peran Slamet Mujiono (43). Berawal dari hobi, ia mengoleksi peralatan layar tancap sejak akhir 2010. Sampai kini ia mempunyai 3 unit proyektor jadul jenis Xenon, 83 film seluloid dan sound system.

"Saya pernah ikut orang menjadi operator layar tancap tahun 1990, saat itu masih kelas 6 SD. Tahun 2010 akhir saya beli peralatan hanya ingin untuk koleksi pribadi," tutur Slamet di rumahnya, Desa Kauman, Ngoro, Jombang, Jumat (1/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peralatan hingga kaset jadul untuk layar tancap dikumpulkan Slamet secara bertahap. Untuk itu, ia bergabung dengan Persatuan Layar Tancap Indonesia (PLTI). Kaset film misalnya ia beli Rp 450.000 sampai Rp 800.000 per film.

Menurut Slamet, rata-rata setiap film terdiri dari 4 rol film seluloid. Hanya film India yang mencapai 6 rol. Saat ini, koleksi paling jadul film yang diproduksi tahun 1973. Seperti film Menggapai Matahari 2, Sajadah Kakbah, serta Nada dan Dakwah yang dibintangi Rhoma Irama.

ADVERTISEMENT

Puluhan film jadul miliknya mempunyai genre beragam. Mulai dari film laga, drama kolosal, romansa, hingga komedi. Selamet juga mempunyai koleksi beberapa film mandarin jadul yang dibintangi Bruce Lee, Jet li dan Steven Chow.

Slamet Mujiono (43), pemilik layar tancap di JombangSlamet Mujiono (43), pemilik layar tancap di Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

"Tahun 2021 mulai saya kenalkan lagi ke masyarakat supaya tidak punah, saya posting di Facebook," ungkapnya.

Berawal dari hobi akhirnya menjadi bisnis. Itu lah yang dinikmati Slamet saat ini. Sebab promosinya melalui medsos kini berbuah manis. Suami Dwi Suryani (46) ini kerap menerima job pagelaran layar tancap dari Jombang, Mojokerto dan Sidoarjo.

Film-film lawas bergenre laga, drama kolosal dan komedi justru masih digandrungi generai X dan milenial. Sebab film yang disuguhkan Slamet menjadi media nostalgia para penikmatnya. Sebut saja film Walet Merah, Angling Darma, Saur Sepuh 5, Warkop DKI, serta Doyok dan Kadir.

"Alasan orang datangkan hiburan layar tancap ingin nonton bareng dan mengenang waktu kecil saat masa keemasan layar tancap. Saat ini setiap pertunjukan masih ramai penonton," jelasnya.

Memang job layar tancap tidak datang setiap bulan kepada Slamet. Menurutnya, job paling ramai ketika musim hajatan pernikahan dan khitan, sedekah desa, serta HUT Kemerdekaan RI. Setiap pertunjukan, ia memutar 3 film sesuai keinginan konsumen.

Saat ini saja, ia menerima 4 job mulai 16 Agustus 2025. Untuk momen HUT Kemerdekaan RI, biasanya ia memutar film Pasukan Berani Mati dan Darah Garuda yang diproduksi sekitar tahun 1998.

"Biaya sewa tergantung jarak, untuk wilayah Kecamatan Ngoro Rp 800.000, kalau di luar Ngoro Rp 1 juta lebih," tandasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads