Wamendag Roro-Mbak Vinanda Ajak UMKM Naik Kelas di APEKSI Nite Kediri

Wamendag Roro-Mbak Vinanda Ajak UMKM Naik Kelas di APEKSI Nite Kediri

Andhika Dwi - detikJatim
Jumat, 18 Jul 2025 08:59 WIB
Mbak Vinanda dan Wamendag Roro
Mbak Vinanda dan Wamendag Roro/Foto: Andhika Dwi/detikJatim
Kediri -

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk naik kelas. Hal ini diungkapkannya saat di Kediri.

Wamendag Roro mengajak pelaku UMKM tidak sekadar memproduksi barang sederhana, tetapi mulai menumbuhkan inovasi agar produk lokal bernilai tambah tinggi.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri APEKSI Nite Carnival dalam rangkaian Muskomwil IV APEKSI ke-13 di Kota Kediri. Hadir pula Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam, serta jajaran Kementerian Perdagangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produk lokal seperti tenun ikat, batik, hingga anyaman harus menjadi platform inovasi-bukan sekadar barang dagangan. Produk UMKM harus mampu menjadi bagian dari desain kontemporer, wisata, bahkan ekspor," kata Wamendag Roro, Jumat (18/7/2025)

Menurutnya, perdagangan menjadi motor utama pertumbuhan kota. Maka, sinergi lintas pemerintah kota melalui APEKSI sangat dibutuhkan, terutama dalam promosi, festival UMKM, dan harmonisasi kebijakan. Hal ini diharapkan mempermudah peredaran produk antardaerah.

ADVERTISEMENT

Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam ekosistem perdagangan yang saling mendukung. Roro juga menyinggung kampanye GASPOL (Gerakan Kamis Pakai Lokal) di lingkungan Kemendag sebagai upaya membangun rasa bangga terhadap produk UMKM.

"Langkah sederhana ini berdampak besar dalam mendorong permintaan dan membangun pasar domestik. Ini sejalan dengan misi kita menjadikan warisan budaya sebagai sumber ekonomi kreatif," Jelas Roro.

Kemendag mencatat, dari Januari-Juni 2025 telah dilaksanakan 356 kegiatan promosi perdagangan dengan 33 negara mitra, mencakup 241 sesi pitching dan 115 business matching. Total nilai transaksinya mencapai USD 87,04 juta, melibatkan 846 pelaku usaha, termasuk 609 UMKM.

Di Jawa Timur sendiri, UMKM menyumbang lebih dari 58% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan jumlah unit hampir 10 juta.

Sebelumnya, Wamendag bersama Wali Kota Kediri Vinanda meninjau Pasar Grosir Buah dan Sayur Ngronggo, pusat distribusi komoditas hortikultura di Kediri. Ia mengapresiasi aktivitas pasar yang tetap ramai dan rapi, serta mendorong penerapan digitalisasi seperti metode pembayaran QRIS dan belanja daring.

"Pasar modern harus adaptif terhadap kebiasaan masyarakat. Digitalisasi bisa mempermudah transaksi dan catatan usaha," ujarnya.

Mbak Wali menyampaikan, kehadiran Wakil Menteri Perdagangan di Kota Kediri adalah penghormatan sekaligus peluang. Harapannya, pertemuan ini menghadirkan inspirasi dan solusi yang bisa menjadi support pedagang di pasar ini. Sehingga, mewujudkan pasar modern yang adil, efisien, dan berkelanjutan.

"Terima kasih atas kunjungan, pembinaan, dan perhatian dari Kemendag. Semoga melalui pertemuan ini kita mampu melahirkan ide dan kebijakan yang bermanfaat bagi pasar, ekonomi rakyat, dan stabilitas harga di tanah air," pungkas Mbak Wali Kota Vinanda Prameswati.

Dari sisi stabilitas harga, data SP2KP per 17 Juli 2025 menunjukkan harga kebutuhan pokok relatif stabil. Beberapa komoditas bahkan mengalami penurunan seperti Minyakita, bawang putih, dan gula pasir.

Pasar Ngronggo sendiri menempati area seluas 31.000 m², dengan kapasitas 346 kios dan 222 pelataran. Pasar ini menjadi tulang punggung distribusi buah dan sayur dari Malang, Blitar, dan sekitarnya.




(irb/hil)


Hide Ads