17 Tahun Dirintis, Hiasan Dinding Tembaga di Mojokerto Tembus Pasar AS

17 Tahun Dirintis, Hiasan Dinding Tembaga di Mojokerto Tembus Pasar AS

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 03 Mei 2025 23:59 WIB
Hiasan dinding dari tembaga di Mojokerto yang kini telah ekspor ke AS.
Hiasan dinding dari tembaga di Mojokerto yang kini telah ekspor ke AS. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Bisnis kerajinan aksesoris dan hiasan dinding yang dirintis Umi Rosyidah (40) pada 17 tahun lalu, kini berkembang pesat. Hiasan dinding atau home decor berbahan tembaga dan manik-manik ini diekspor ke Amerika Serikat (AS).

Umi merintis usahanya sejak 2008 sambil bekerja di kantor notaris. Awalnya, ibu 3 anak ini menekuni kerajinan aksesoris wanita berbahan manik-manik akrilik. Sejak tahun 2011, ia mengembangkan bisnisnya ke aksesoris berbahan kawat tembaga dan manik-manik.

"Mulai tahun 2018 saya fokus ke aksesoris berbahan kawat tembaga dengan teknik rajut rose," terangnya kepada wartawan, Sabtu (3/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keuletannya menekuni kerajinan tangan (handmade) berbahan kawat tembaga dan manik-manik itu kini berbuah manis. Kerajinan bermerek Lesimpul ini sukses menembus pasar AS sejak 2021.

Saat itu, Umi menerima pesanan 6.800 hiasan dinding tree of life dari pihak ketiga untuk diekspor ke Negeri Paman Sam. Dalam proyek itu Umi mempekerjakan 23 emak-emak di Kecamatan Sooko dan sekitarnya.

ADVERTISEMENT

Sesuai pesanan, ia memproduksi ribuan tree of life berdiameter 7 cm, 15 cm, 20 cm dan 30 cm. Harganya pun bervariasi, dari Rp 10.000/pcs sampai Rp 35.000/pcs.

"Order pertama untuk eskpor ke Amerika Serikat itu selesai dam 10 bulan, omzetnya Rp 90 juta," jelasnya.

Pesanan tree of life kembali datang kepada Umi pada 2024. Tahun lalu, ia mengerjakan 2.800 pcs hiasan dinding tersebut untuk dikirim ke AS melalui broker. Bedanya, broker memesan tree of life berdiameter 20 cm dan 32 cm dengan warna hijau mint, hijau daun, biru dan peach.

Omzet pada proyek ekspor kedua Umi mencapai Rp 180 juta. Sebab harga kerajinan tangannya naik signifikan menjadi Rp 65.000/pcs untuk tree of life diameter 20 cm dan Rp 75.000/pcs untuk diameter 32 cm. Proyek ini ia kerjakan bersama 23 emak-emak selama 6 bulan.

"Satu pekerja hanya mampu membuat 1 pcs tree of life per hari. Mulai melilit pipa dengan manik-manik dan kawat monel, lalu membentuk pohon dengan kawat tembaga dan manik-manik," ujarnya.

Untuk ekspor ke AS, Umi lebih suka melalui pihak ketiga daripada mengurusnya sendiri. Oleh sebab itu, tarif imbal balik atau resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak terlalu berdampak terhadap bisnisnya. Terbukti, tahun ini ia bakal menerima pesanan hiasan dinding model Kokopelli untuk diekspor ke Negeri Paman Sam. Sebab broker tertarik dengan model buatannya.

"Kalau saya lebih senang melalui broker karena tidak perlu proses ekspor sendiri, pesanan datang langsung dikasih uang muka 30%. Sehingga tak butuh modal besar," ungkapnya.

Di luar proyek ekspor, Umi memproduksi kerajinan tangan aneka aksesoris wanita berbahan kawat tembaga, manik-manik dan batu. Produknya berupa bros, kalung, anting, gelang, liontin dan cincin. Setiap harinya, ia dibantu 2 pekerja untuk merangkai aksesoris dengan teknik rajut rose di Toko Manik Grosir Mojokerto, Dusun/Desa Brangkal, Kecamatan Sooko.

Aksesoris handmade yang ia produksi mempunyai model beragam dan aneka warna menarik. Selain manik-manik dan batu yang cantik, ia juga menggunakan kawat tembaga dengan 4 pilihan warna. Yaitu kawat tembaga warna emas, lapis perak, hitam dan gunmetal. Tidak hanya cantik dan elegan, aksesoris Lesimpul juga mempunyai durabilitas tinggi.

"Pembeli bisa memesan aksesoris custom sesuai keinginan. Daya tahan kalau manik-manik bahan batu, kaca, kristal bisa sampai 3 tahun tidak pudar, apalagi yang mutiara," terangnya.

Pemasaran aksesoris tembaga bikinan Umi sejauh ini melalui pameran dan lapak di Mal Sunrise, Mojokerto. Pembelinya datang dari Surabaya, Jakarta, Bandung hingga Kalsel. "Omzet Rp 10-15 juta, yang paling laku bros dan gelang," cetusnya.

Pada November 2024, Umi berhenti dari kantor notaris. Ibu tiga anak ini memilih fokus menekuni bisnisnya. Selain aksesoris rajut tembaga, ia juga berdagang aksesoris berbahan manik-manik lengkap dengan peralatan untuk merangkainya. Sehingga konsumen bisa merangkai aksesoris sesuai kreasi masing-masing.

Kini, Umi mempunyai 340 item manik-manik di tokonya. Mulai dari manik-manik berbahan plastik, akrilik, kerang, batu, kristal, hingga besi. Tali untuk merangkainya juga tersedia berbahan karet, senar dan string kabel atau kawat baja. Sehingga harganya beragam, mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 75.000 per rangkaian kalung.

"Kalau manik-manik pemasaran saya online, omzet minimal Rp 15 juta per bulan. Modelnya selalu terbaru karena saya pakai jastip dari China," tandasnya.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads