Siapa sangka, dari dapur sederhana di Ponorogo, seorang ibu rumah tangga berhasil meraup cuan hingga belasan juta rupiah setiap bulan. Cuan ini didapatkan hanya dari berjualan pempek.
IRT itu adalah Rahmiani (38), warga Kelurahan Kadipaten, Babadan, Ponorogo, yang sukses membawa cita rasa khas Palembang ke tanah Jawa.
Rahmiani tak pernah menyangka keputusan iseng mengisi waktu luang saat pandemi COVID-19, justru membuka jalan rezeki yang lebar. Berbekal resep turun-temurun dari keluarga asal Palembang, ia mulai membuat dan menjual pempek dari rumahnya. Kini, usaha rumahan itu menjelma jadi ladang bisnis menjanjikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya buka pempek itu waktu awal COVID-19 karena bingung tidak ada kegiatan. Daripada duduk-duduk saja, akhirnya muncul ide usaha pempek," tutur Rahmiani saat ditemui di kediamannya, Senin (22/4/2025).
Meski tinggal jauh dari kampung halamannya, Rahmiani tetap menjaga keaslian rasa pempek Palembang. Mulai dari gula aren, asam hingga bumbu-bumbu pelengkap, semua ia datangkan langsung dari Palembang. Bahkan untuk bahan dasar ikan, ia hanya menggunakan ikan tenggiri demi menjaga kualitas rasa.
"Kalau saya selalu pakai ikan tenggiri. Mungkin kalau penjual lain biasanya menggunakan ikan cucut atau kakap. Kalau saya, ciri khasnya ya tenggiri," ungkap ibu dua anak ini.
![]() |
Keaslian rasa dan ketelatenan dalam mengolah membuat pempek Rahmiani cepat dikenal. Pesanan pun datang tak hanya dari sekitar Ponorogo, tapi juga dari daerah-daerah lain seperti Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Surabaya, bahkan hingga Jakarta dan Depok.
"Alhamdulillah semakin ramai, bahkan banyak konsumen dari luar kota. Ada yang dari Jakarta, Depok, Surabaya juga," ujar Rahmiani.
Untuk memudahkan pelanggan, Rahmiani juga menyediakan pempek dalam bentuk hampers dan frozen, cocok untuk oleh-oleh maupun stok di rumah. Dengan harga terjangkau mulai Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu, pembeli bisa menikmati beragam varian seperti pempek kapal selam, lenjer, kulit, hingga cuko khas Palembang.
"Untuk pembeli dari luar kota, kita sediakan pempek frozen. Bisa juga digoreng dadakan di rumah kami, tinggal pilih saja," jelas Rahmiani.
Kini, usaha pempek Rahmiani tak hanya jadi sumber penghasilan, tapi juga menjadi bukti bahwa ketekunan dan keberanian memulai, bisa mendatangkan hasil yang manis dan tentu saja, gurih.
Keaslian rasa pempek Rahmiani pun diakui para pelanggannya. Salah satunya Dwi Yuliastuti, warga Ponorogo yang mengaku langganan sejak awal usaha ini berdiri.
![]() |
"Rasa ikannya lebih terasa, bumbunya pas, Cukonya juga menyesuaikan lidah orang Ponorogo. Nggak terlalu pedas, tapi aromanya segar. Tekstur pempeknya kenyal tapi lembut," kata Dwi.
Senada dengan Dwi, Munirudin, pelanggan lainnya, mengaku kerap datang ke Griyo Rinenggo-sebutan tempat usaha Rahmiani-karena rasa cuko dan pempeknya yang khas.
"Sering ke sini, mulai sejak COVID-19. Pempeknya lembut, teksturnya masuk, pedasnya cukup. Bumbunya beda karena memang dari Palembang," pungkas Munirudin.
(hil/iwd)