Di usianya yang baru 23 tahun, Alvin, sapaan akrabnya, sukses membangun usaha penampungan dan pemasaran berbagai jenis kerupuk mentah, hasil olahan warga dari tiga kecamatan: Pamekasan, Pademawu, dan Galis.
Berkat jaringan home industry rumahan itu, Alvin mampu meraup keuntungan hingga Rp 10 juta setiap bulannya. Ia tidak hanya berbisnis, tapi juga menjadi penyambung harapan warga sekitar agar produk camilan mereka tak berhenti di dapur.
![]() |
"Ya senang, mereka yang di rumahan merasa terbantu hasil olahannya ada yang menampung, saya beli ke mereka dan kita jual lagi, kadang mereka juga kewalahan saat kita pesan banyak, bahkan kita juga kadang bantu modal jika mereka sudah kesulitan, sehingga kita saling menguntungkan," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (23/4/2025).
Berbagai jenis kerupuk mentah seperti rengginang, kerupuk singkong (kerupuk tette khas Madura), dan kerupuk nasi ditampung Alvin untuk kemudian dipasarkan hingga ke luar kota. Meski usahanya baru berjalan setahun, konsistensi dan niat membantu warga jadi kunci bertahannya bisnis ini.
Untuk sementara, rumah di depan Balai Kelurahan Kolpajung masih jadi pusat aktivitas bisnis "Cebbhing Manis" miliknya. Namun ke depan, Alvin berencana membuka cabang di lokasi yang lebih strategis di pusat kota Pamekasan.
"Sebagai wanita kita harus tetap semangat dan tangguh selama ada kemauan, kita masih bisa bantu warga, Insya Allah bisnis mengalir," tambahnya penuh optimisme.
Bagi Anda pencinta camilan khas Madura, rumah kerupuk "Cebbhing Manis" ini bisa jadi destinasi menarik untuk mencicipi sekaligus mendukung UMKM lokal.
(hil/iwd)