Dua mobil warna hitam tipe Toyota Raize dan Hiace malam itu tengah dicuci di pinggir Jalan Letjen Sutoyo, Medaeng, Waru, Sidoarjo. Tampak dua pekerja tengah sibuk membersihkan dengan teliti.
"Untuk setiap mobil waktu nyucinya sekitar setengah jam hingga 45 menit. Agak lama, tapi kita mencari kepuasan pelanggannya," ujar Sukarno pemilik usaha Cuci Mobil Chandra dan Intan tempat kedua mobil itu dicuci kepada detikJatim.
Menurut pria 61 tahun itu, pelanggan cuci mobil itu rata-rata fanatik. Kalau sudah satu tempat tak mau berpindah lagi. Itu kenapa, ia selalu memberi pelayanan yang maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misal ada customer dia maunya cuci mobil di sini, ya di sini terus. Itu tempat cuci mobil tetangga juga gitu pasti punya pelanggan fanatik," kata pria yang karib disapa Karno itu.
Usaha cuci mobil milik Karno ini berawal pada tahun 2007. Saat itu pemerintah mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah jadi gas LPG. Karena hal ini, toko dan agen minyak milik Karno terimbas dan tutup.
Meski demikian, Karno melihat peluang lain, yakni usaha cuci mobil. Usaha ini sebelumnya telah banyak menjamur di pinggir di Medaeng yang juga dekat dengan Terminal Purabaya.
Dari situ, ia kemudian pinjam ke KUR BRI senilai Rp 50 juta. Modal itu kemudian untuk membeli peralatan seperti kompresor, vacum dan jet cleaner. Sedangkan sebagian lainnya untuk menguruk tanah di depan rumahnya.
"Awal-awal pinjam BRI karena tanah ini dulu harus nguruk, ada di bawah 1 setengah meter dari jalan kita uruk dulu. Pinjam Rp 50 juta dulu di BRI Dharmawangsa, Surabaya," beber Karno.
Selain masalah modal, saat awal berdiri, usahanya juga kerap didatangi Satpol PP. Kehadiran mereka meminta agar Karno melengkapi surat izin usaha. Saran ini ternyata didengar Karno dan dilaksanakan.
"Izinnya itu SIUP sama TDP atau Tanda Daftar Perusahaan Izin usahanya itu dulu ke kecamatan bayar Rp 500 ribu," tutur Karno.
"Memang dulu disarankan terutama dari pihak Satpol PP ya didatangi supaya punya izin, khawatirnya kalau gak punya izin beresiko juga," imbuhnya.
Kini setelah berjalan hampir 18 tahun, usaha Karno pun terbilang lancar. Dengan empat anak buah, setiap hari usahanya ini buka 24 jam. Akhir pekan merupakan waktu yang ramai karena banyak orang yang sepulang pulang dari luar kota dan mencuci mobil.
"Ya namanya usaha ndak bisa kita patok. Kalau situasi gak hujan gini ini, anak-anak bisa 7 sampai 8 kendaraan. Malam ya sama 7 sampai 8 kendaraan," ujar Karno.
"Tapi kalau sepi kadang 3 sampai 2. Satu mobil pribadi Rp 40 ribu. Kalau Elf Rp 50 ribu, kalau taksi online Rp 25," sambungnya.
Subhan, salah satu pelanggan mobil mengaku selalu berlangganan mencuci mobil di sini atas perintah majikannya. Meski demikian, ia memang mengakui kualitas layanan yang disediakan di Tempat Cuci Mobil Chandra dan Intan.
"Ya mungkin nyucinya sangat bersih ya. Layanannya juga bagus, kita yang nunggu disediakan mini kantin serba Rp 5 ribu," ujar sopir Elf 31 tahun itu.
Terpisah, Mantri Unit BRI Bungurasih, Deddy membenarkan bahwa Sukarno merupakan nasabahnya. Sukarno juga kerap mengajukan pinjaman untuk keperluan usahanya tersebut.
"Iya benar, Pak Karno itu nasabah lama. Bukan pernah lagi tapi sering mengajukan pinjaman kalau ada kebutuhan modal usahanya," tandas Deddy.
(abq/fat)