Pikiran Sugiharto menerawang saat ditanya kapan bisnis penitipan motor yang digelutinya dimulai. Pria yang karib disapa Sugiharto itu menyebut usahanya bermula saat Terminal Purabaya dibangun.
Pembangunan Terminal Purabaya yang dimulai pada tahun 1990 memang tak hanya membawa manfaat sebagai sarana transportasi, namun juga efek ekonomi bagi warga Bungurasih, Waru, Sidoarjo.
Sugiharto yang melihat peluang itu kemudian menekuni bisnis penitipan motor 4 tahun setelah terminal beroperasi. Pria 55 tahun itu mengaku ide rintisan usaha jasanya itu saat mendapat saran dari tetangganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya buka usaha ini sejak tahun 1995. Ada salah satu tetangga menganjurkan, ternyata lumayan buat pemasukan. Terus buka depan rumah," kata Sugiharto kepada detikJatim, Sabtu (22/3/2025).
Sejak saat itu lah, halaman rumahnya yang berada di Jalan Bungurasih Timur, RT 06 RW 01 disulap jadi lahan parkir. Tempat usahanya itu kemudian diberi nama 'Tempat Parkir Damai Buka Terus 24 Jam.'
Pelan tapi pasti, usaha jasanya itu berkembang karena sibuknya aktivitas di terminal. Ia menyebut usaha penitipan motor miliknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang luar kota yang bekerja di Kota Surabaya dan sekitarnya.
"Motornya dia itu nginap parkir di sini saat mau pulang lalu naik bus. Nanti kalau pagi ya diambil lagi buat berangkat ke tempat kerja," jelas Sugiharto.
"Untuk tarifnya kalau dulu Rp 1.500 per hari, kalau sampai nginap ya Rp 3 ribu. Itu dulu, kalau sekarang parkir Rp 3 ribu, motor nginap kita tarik Rp 5 ribu," imbuhnya.
Akhir pekan, jadi waktu paling sibuk. Karena saat itu lah, para pekerja dari luar kota akan lebih banyak yang akan pulang ke asalnya. Saat itu lah, ia bisa meraup untung lebih besar.
"Pokoknya kalau mulai hari Jumat, Sabtu, dan Minggu itu ramai-ramainya. Kita bisa ngumpulin Rp 500 ribu per tiga hari itu. Kalau hari biasa Rp 150 hingga Rp 200 ribu," ujar bapak empat anak itu.
Meski sudah berlangsung puluhan tahun, usaha Sugiharto ternyata tak selamanya mulus. Salah satunya ancaman banjir yang dari tahun ke tahun selalu menghantui. Ia bahkan sudah meninggikan halaman rumahnya empat kali ini. Untuk biaya renovasi halaman rumah, Sugiharto akhirnya mengajukan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) BRI di Unit Bungurasih.
"Saya sebenarnya bukan tipe orang yang suka utang, tapi karena terpaksa ya saya ambil dan saya pilihnya KUR BRI," ujar Sugiharto.
Terpisah, Mantri Unit Bungurasih, Meirza Dian Satria saat dikonfirmasi membenarkan Sugiharto merupakan salah satu nasabahnya. Ia menyebut Sugiharto nasabah yang tertib dan taat membayar cicilan.
"Iya benar, Sugiharto nasabah kami. Tapi seingat saya pinjamannya pakai nama istrinya. Waktu survei memang keperluannya untuk renovasi halaman rumahnya yang dipakai jasa parkir," kata Meriza.
(abq/fat)